Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saksi: Tidak Ada yang Melihat Penyerangan Terhadap Novel

Insiden penyerangan itu terjadi sewaktu Novel sudah menunaikan ibadah Shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saksi: Tidak Ada yang Melihat Penyerangan Terhadap Novel
Youtube channel Kompas tv
Kuasa Hukum Novel Baswedan pertanyakan kemiripan sketsa wajah penyerang Novel Baswedan dengan yang asli 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wisnu Broto, salah satu saksi kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan, mengaku sulit menggambarkan secara pasti postur tubuh pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.

Menurut dia, insiden penyerangan itu terjadi sewaktu Novel sudah menunaikan ibadah Shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Saya tidak sama sekali (melihat,-red). Tidak kelihatan orangnya," kata dia, kepada Tribunnews.com, Selasa (31/12/2019).

Pada saat itu, dia menjelaskan, kondisi jalan di depan kediaman Novel Baswedan masih gelap. Pada umumnya, warga masih menunaikan ibadah shalat subuh di Masjid Al-Ihsan.

Adapun, kediaman Wisnu Broto hanya berjarak sekitar dua rumah dari rumah Novel Baswedan.

"Soalnya itu kan Subuh. Dan itu dalam kondisi gelap dan jalan di depan rumah saya dalam kondisi gelap. Lampu koslet juga. Jadi bersama dengan kejadian itu," kata dia.

BERITA TERKAIT

Sepengetahuannya, warga masih berada di Masjid Al-Ihsan. Mereka mengetahui adanya penyerangan itu, pada saat Novel lari ke arah masjid untuk meminta pertolongan.

Baca: Kepolisian RI Dalami Isi Kedua HP Tersangka Penyiram Air Keras Novel Baswedan

Baca: Saksi: Identitas Pelaku Penyerangan Novel Baswedan Terungkap di Rekaman CCTV

Baca: Pasal Yang Menjerat Tersangka Penyiram Novel Dikritisi, Polri: Penyidik Tidak Bisa Diintervensi

Baca: Usut Motif Penyerangan Novel Baswedan, Kabareskrim Polri: Kami akan Bekerja Cermat dan Transparan

"Saya kira jamaah masjid pun (tidak mengetahui,-red). Setelah kejadian kami tahu Novel lari ke Masjid. Berteriak-teriak. Jadi, semua tidak melihat pada saat kejadian," tuturnya.

Sebelumnya, Wisnu Broto, salah satu saksi kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan, mengungkapkan soal identitas pelaku.

Menurut dia, identitas pelaku itu terekam di Closed Circuit Television (CCTV) yang berada di rumah Novel Baswedan. CCTV itu diletakkan di lantai dua rumah Novel.

"Di CCTV kan kelihatan. Di situ (pelaku,-red)" kata dia, kepada Tribunnews.com, Selasa (31/12/2019).

Selama 2,5 tahun terakhir, dia mengaku sudah beberapa kali dimintai keterangan oleh aparat kepolisian.

Proses pemeriksaan itu dilakukan di kediamannya ataupun di kantor kepolisian.

"Diperiksa, diperiksa lagi, tetapi tidak tuntas-tuntas. Awal-awal diperiksa terus ke sana ke polsek (Kelapa Gading,-red). (Aparat kepolisian,-red) ke rumah," tambahnya.

Untuk diketahui, Polri menangkap dua pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan dan kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka yakni RM dan RB yang berstatus sebagai polisi aktif. Kedua pelaku diamankan di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Kasus penyiraman air keras terjadi 11 April 2017 lalu. Ketika itu, Novel baru selesai menjalani salat subuh di masjid dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Akibat penyiraman air keras, kedua mata Novel mengalami luka parah hingga harus menjalani operasi mata di Singapura.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas