Update Banjir Jabodetabek: Tidak Ada Lagi Genangan di Wilayah Depok dan Kota Bogor,
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) genangan banjir di Jabodetabek terus surut.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) genangan banjir di Jabodetabek terus surut.
Sudah tidak ada genangan banjir di wilayah Kote Depok dan Kota Bogor, sedang kedalaman banjir di Kab. Bekasi 20-50 cm, Kota Bekasi 20-300cm, Kab. Bogor 20-30 cm, Kota Tangerang 30-50 cm, Kota Tangsel kurang dari 10 cm, Jakarta Timur 20 - 25 cm, Jakarta Barat 20 - 70 cm, Jakarta Selatan 20-200 cm, Jakarta Utara 20-70 cm, tidak ada genangan banjir di Jakarta Pusat, Kota Bogor, dan Kota Depok.
Jumlah pengungsi di seluruh Jabodetabek mencapai 183.530 orang (41.495 KK) yang terebar di sedikitnya 107 titik.
Jumlah korban meninggal bertambah 4 orang dibandingkan rilis tadi siang, sehingga total meninggal dan hilang 47 orang. Untuk lebih detilnya silahkan lihat di gambar terlampir.
Peringatan hujan lebat
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia.
Peringatan dini dari BMKG tersebut, mulai berlaku pada Sabtu (4/1/2020) besok.
Melalui peringatan dini ini, BMKG menuliskan beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek, berpotensi hujan lebat disertai petir.
BMKG menyebutkan, massa udara basah di lapisan rendah terkonsentrasi di wilayah sebagian besar Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur.
Kemudian di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara Tengah Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku dan Papua.
Daerah yang memiliki potensi konvektif dari faktor lokal dengan nilai indeks labilitas atmosfer sedang/kuat terdapat di wilayah Sumbar, Bengkulu, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat.
Lalu di Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, sebagian besar Sulawesi, Maluku Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Sirkulasi siklonik terpantau di di Samudera Hindia Perairan Barat Australia (925/800mb).
Konvergensi terbentuk memanjang dari Peraiaran Laut Jawa hingga Bali, Sulawesi Selatan, Papua. Belokan angin terdapat di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat,
Maluku dan papua Barat.