Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Klaim China di Perairan Natuna, Jokowi, Para Menteri, hingga TNI Tegas Tak Kompromi Soal Kedaulatan

Persoalan klaim China atas Perairan Natuna mendapat berbagai tanggapan sebagai bentuk solusinya.

Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Klaim China di Perairan Natuna, Jokowi, Para Menteri, hingga TNI Tegas Tak Kompromi Soal Kedaulatan
Instagram/jokowi
Presiden Jokowi. Persoalan klaim China atas Perairan Natuna mendapat berbagai tanggapan sebagai bentuk solusinya. 

TRIBUNNEWS.COM - Persoalan klaim China atas Perairan Natuna mendapat berbagai tanggapan sebagai bentuk solusinya.

Mulai dari Presiden Jokowi, Mahfud MD, Luhut Binsar Panjaitan, Moeldoko, hingga Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi.

Sebelumnya, Mahfud MD dan Luhut Panjaitan menyampaikan, tidak ada negosiasi antara kedua negara soal klaim Peraturan Natuna itu.

Sehingga Jokowi menyebut pernyataan yang disampaikan sejumlah menterinya itu sudah tepat.

Jokowi

Presiden Jokowi menyebut pernyataan dari menterinya atas klaim China di Perairan Natuna sudah baik.

"Yang berkaitan dengan Natuna, saya kira, seluruh statement yang disampaikan sudah sangat baik," kata Jokowi dalam rapat kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (6/1/2020), dikutip dari Kompas.com.

Berita Rekomendasi

Dalam sambutannya, Jokowi menyinggung soal penerobosan wilayah Natuna oleh kapal China.

Ia menegaskan, Indonesia tidak akan tinggal diam atas klaim sepihak dari China ini.

"Tidak ada yang namanya tawar-menawar mengenai kedaulatan, mengenai teritorial negara kita," tegas Jokowi.

Presiden Jokowi saat sidang kabinet peripurna di Istana Negara, Jakarta.
Presiden Jokowi saat sidang kabinet peripurna di Istana Negara, Jakarta. (seno)

Mahfud MD

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengakui selama ini wilayah perairan Natuna sering dijadikan area pencurian ikan oleh kapal China.

Alasannya, Mahfud menilai pencurian ikan itu bisa terjadi karena nelayan jarang mencari ikan di wilayah itu.

"Sekarang (Natuna) dimasuki karena kita kurang hadir di sana," ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2020), dikutip dari Kompas.com.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas