Menristek: Modifikasi Cuaca Cegah Hujan Lebat Dilakukan Sesuai Permintaan BNPB
Teknologi modifikasi cuaca (TMC) dilakukan untuk mengurangi curah hujan yang menyebabkan banjir di beberapa daerah
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Fajar Anjungroso
Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan modifikasi cuaca oleh BPPT dilakukan berdasarkan kebutuhan.
Teknologi modifikasi cuaca (TMC) dilakukan untuk mengurangi curah hujan yang menyebabkan banjir di beberapa daerah.
Menurut Bambang, pihaknya melakukan TMC sesuai dengan permintaan BNPB dan kondisi cuaca.
"Ya pokoknya kita menjalankan ini sesuai dengan kondisi cuaca yang disampaikan oleh BMKG dan permintaan dari BNPB," ujar Bambang di Kantor BPK, Jln Gatot Subroto, Jakarta, Senin (13/1/2020).
Menurut Bambang, BNPB melakukan asessment terlebih dulu sebelum meminta TMC kepada pihak BPPT.
Baca: Soal Isu Cuaca Ekstrem 11-12 Januari, Ini Langkah Antisipatif Pemerintah
"BNPB harus melakukan asessment apakah kondisi cuaca yang diramalkan BMKG ini berpotensi mendatangkan bencana. Jadi kami lakukan sejauh masih dibutuhkan," tutur Bambang.
"Kalau cuaca harus mengantisipasi agar keberadaan hujan tidak menimbulkan bencana yang parah," tambah Bambang.
Seperti diketahui, BPPT bersama TNI Angkatan Udara (AU) terus melanjutkan operasi penyemaian garam melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Penyemaian garam ini sudah dilakukan sejak Jumat (3/1/2020) atau dua hari pasca-hujan ekstrem yang mengakibatkan wilayah di Jabodetabek banjir.
Penyemaian garam ini bertujuan untuk menciptakan hujan yang berasal dari awan aktif supaya tidak turun di wilayah Jabodetabek.