Wakil Menteri BUMN Sebut Dugaan Kasus Jiwasraya dan Asabri Ada Keterkaitan Permainan Saham
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirdjoatmodjo angkat bicara soal kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirdjoatmodjo angkat bicara soal kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri).
Menurut Kartika, dua kasus tersebut ada keterkaitan erat.
Hal tersebut, menurut Kartika berdasarkan hasil tinjauan Kementerian BUMN terhadap hasil audit keuangan Asabri oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Kami tadi mereview dengan BPKP dan Komisari Asabri," kata Kartika yang dikutip dari Kontan.
"Memang saham-saham yang ada di Asabri mirip-mirip dengan saham-saham di Jiwasraya. Jadi memang kami melihat ada semacam hubungan permainan saham di Asabri dan Jiwasraya," tuturnya.
Ia menambahkan, hasil audit menunjukkan ada penurunan nilai saham dan reksadana.
Penurunan tersebut, menurut Kartika, signifikan pada portofolio investasi Asabri.
Ia kembali menegaskan, berdasar portofolio tersebut, diketahui serupa dengan kasus pada Jiwasraya.
Kartika lantas menegaskan, pemerintah akan mulai menentukan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan atas kasus dugaan korupsi Asabri itu.
Tanggapan Erick Thohir
Terkait kasus dugaan korupsi di Asabri, Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara.
Menurut Erick Thohir, PT Asabri memiliki konsep lebih ke asuransi berdomain pemerintah.
Ia menegaskan Menteri Keuangan (Menkeu) memberikan cash flow dengan sangat konsisten.
"Jadi tidak ada isu cash flow itu berhenti, apalagi buat para prajurit," tutur Erick Thohir yang dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Rabu (15/1/2020).
"Sudah pasti itu di-guarantee. Tetapi di sisi lain, ketika ada investasi di saham, nah itu kan sama," tambahnya.
Berdasarkan penuturannya, Erick ingin membentuk Good Corporate Goverment di Kementerian BUMN.
Ia menegaskan syarat menjadi leader adalah memiliki tiga hal yang mendasar.
Yakni, akhlak, loyalitas, dan teamwork.
Lebih lanjut, Erick mengatakan, proses tersebut akan terus ditindak lanjuti.
Ia menegaskan apabila para pimpinan-pimpinan di perusahaan BUMN tidak bersinergi dengan syarat menjadi leader yang disampaikan Erick Thohir, akan ada sanksi tegas.
"Untuk semua pimpinan-pimpinan yang tidak menerapkan ini, ya akan terkena, pasti. Apakah itu dicopot, tetapi kalau yang kasusnya hukum, akan diproses," tegasnya.
Erick Thohir menegaskan, untuk kasus yang sedang membelit PT Asabri, likuditas Asabri aman dan terjamin.
Hal itu lantaran cash flow-nya, sebenarnya semua masih bagus.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.