Abdi Dalam Keraton Agung Sejagat Bayar Rp 2 Juta, Setahun Bantu Bangun Gedung: Mengaku Menyesal
Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso Hadiningrat sempat menjanjikan kehidupan lebih baik kepada para pengikutnya. Kini merekaa merasa menyesal.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
![Abdi Dalam Keraton Agung Sejagat Bayar Rp 2 Juta, Setahun Bantu Bangun Gedung: Mengaku Menyesal](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/fakta-raja-keraton-agung-sejagat-ratu-bukan-istrinya-ingin-jadi-youtuber-hingga-buka-angkringan.jpg)
"Perubahan yang cepat itu, tidak dapat diikuti semua orang," jelasnya.
"Lalu orang-orang yang gagal di dalam proses itu maka dia berada dalam kondisi terasing."
Nurhadi mengatakan orang-orang yang terasing rentan menjadi korban.
Namun ada dua hal dasar untuk mudah menggaet korban.
"Orang-orang itu terkadang dibujuk sesuatu yang sifatnya materil. Tetapi sebagian orang itu tidak mempan dengan tuntutan materil," ujar Nurhadi.
"Orang mungkin lebih terbujuk dengan yang sifatnya prestige misalnya kedudukan sosial, gengsi, nama besar."
Untuk membujuk korban, tidak cukup hanya menyasar materil dan prestige.
![Bagaimana masa lalu Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso Hadiningrat, sebelum ia membangun kerajaan di Purworejo?](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/raja-keraton-agung-sejagat-1612020.jpg)
Totok Dinilai Paham Budaya Jawa
Nurhadi mengatakan kemampuan lain yang dimiliki Totok.
Menurutnya, Totok sangat paham budaya jawa.
"Totok paham betul Budaya Jawa. Orang Jawa cenderung sulit menolak jika berulang kali diminta."
"Ada rasa tidak enak atau juga karena sudah berkawan baik," tuturnya.
Totok dinilai amat paham budaya jawa yang sungkan menolak hingga akhirnya tergabung dalam kerajaan.
"Totok paham dengan orang jawa yang tidak enak perasaan atau pakewuh dan akhirnya bergabung walaupun dengan rasa terpaksa," katanya.