Presiden Jokowi: Bagitu Infrastruktur Selesai, Anggaran Akan Digeser Untuk Riset Nasional
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan siap meningkatkan anggaran dana untuk riset nasional.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan siap meningkatkan anggaran dana untuk riset nasional.
Namun, Presiden meminta kenaikan anggaran harus dibarengi dengan dampak kemajuan teknologi bagi Indonesia.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara Rakornas 2020 Kemenristek/ BRIN di Gedung Graha Widya Bhakti Puspiptek, Serpong, Tenggerang Selatan, Banten, Kamis (30/1/2020).
Baca: Nadiem Makarim: Jokowi Jagoan di Bidang Debirokratisasi
"Anggaran riset kita, Litbang kalau kita gabung total Rp 27,1 triliun. Ini angka yang besar. Duit gede. Meskipun masih jauh dari yang kita inginkan. Tapi ini dulu yang diselesaikan, sehingga menghasilkan hilirisasi riset yang baik," kata Jokowi.
Presiden Jokowi juga berjanji akan menambah anggaran hingga empat kali lipat bila hasil riset bermanfaat bagi kebutuhan bangsa.
Baca: Ketika Jokowi Bertemu Ahok KW Dalam Acara Imlek Nasional 2020 di ICE BSD
Ia pun siap mengalokasikan anggaran infrastruktur yang mencapai Rp419 triliun di tahun 2020 untuk riset.
"Kalau ini bisa dikonsolidasikan dan menghasilkan sesuatu, angka ini bisa lipat dua bisa lipat tiga bisa lipat empat," ucap Jokowi.
"Begitu infrastruktur selesai, tak geser anggaran infrastruktur masuk ke sini. Kita harus mempersiapkan ini untuk masa depan bangsa," tambahnya.
Jokowi mengakui angka riset Indonesia masih kalah dengan negara maju.
Namun, nominal riset tidak lah menjadi masalah bagi pemerintah asal hasil riset bermanfaat bagi Indonesia.
Baca: Sempat Adu Tembak, Polisi Berhasil Gagalkan Peredaran Narkoba 288 kg yang Nilainya Sekira Rp 864 M
"Urusan angka ini buat saya tidak sulit. Tapi saya pasti bertanya hasilnya apa," jelasnya.
Manta Wali Kota Solo ini pun berharap agar ada konsolidasi lembaga riset dan kerja sama di semua pihak.
Ia ingin konsolidasi tidak hanya 329 lembaga riset milik negara, tetapi juga konsolidasi dengan periset swasta.
"Kita bisa berikan insentif kepada swasta bisa lewat super dedaction tax. Apalagi saya lihat di korsel, periset itu bekerja di perusahaan swasta," kata Jokowi.