Kemenkes Klarifikasi soal Kabar Virus Corona Menular dari Mata, Ternyata Begini Fakta Sebenarnya
Dokter Achmad Yurianto menjelaskan kabar virus corona bisa menular lewat mata. Ternyata ini fakta sebenarnya, bukan dari tatapan mata.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Ses Ditjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto mengklarifikasi kabar virus corona bisa menular melalui mata.
Achmad menegaskan yang dimaksud penularan lewat mata bukanlah dari tatapan mata.
Dilansir Tribunnews.com, penjelasan itu diungkapkan Achmad dalam tayangan KABAR PETANG unggahan YouTube tvOneNews, Minggu (2/2/2020).
Achmad menceritakan kabar virus corona menyebar lewat mata itu memang benar terjadi, namun tetap dengan media sentuhan dengan pasien yang terinfeksi.
Ia menjelaskan ada petugas medis di China yang memang menangani pasien virus corona, sehingga frekuensi berinteraksi dengan virus itu semakin tinggi.
"Yang terjadi ternyata bahwa itu terjadi pada petugas kesehatan," ujar Achmad.
"Karena kalau kita mau melihat analogi sederhananya, risiko ketularan itu kan diukur dari semakin ganas virusnya semakin tinggi risikonya, semakin tinggi dosis paparannya juga semakin tinggi risikonya," terang Achmad.
"Tetapi berbanding terbalik dengan daya tahan tubuh dia kan."
Achmad menyebut petugas kesehatan tersebut kurang berhati-hati saat menangani pasien terinfeksi virus corona, sehingga matanya bersentuhan dengan paparan virus.
Sementara itu mata terhubung dengan saluran dalam hidung, yang mana hidung merupakan saluran pernapasan yang menjadi sarana utama penyebaran virus corona.
"Nah petugas kesehatan ini kan dosisnya tinggi banget (untuk berinteraksi), yang setiap hari dirawat kan orang sakit," ujar Achmad.
"Suatu saat tangannya terpapar dari percikan yang mengandung virus dan kemudian mengucek-ngucek mata, antara mata dan hidung ini kan ada salurannya, kalau kita nangis kan hidungnya meler," paparnya.
Sebelumnya diberitakan Kompas.com, penularan virus corona lewat mata itu terjadi pada Wang Guangfa, seorang pakar pernapasan yang memang menangani pasien terinfeksi.
Wang menceritakan dirinya saat itu tidak mengenakan alat pelindung yang lengkap.
Ia hanya mengenakan masker N95 dan pakaian pelindung, tanpa penutup mata.
Sepulangnya dari Wuhan, ia menyebut mata kirinya terkena konjungtivitis.
Setelah berusaha mengobati dengan obat flu ternyata tak sembuh.
Hasil tes pun menyebut Wang positif terinfeksi virus corona.
Dikutip Kompas.com dari Xinhua, otoritas kesehatan China menyebut virus corona jenis Novel coronavirus atau 2019-nCov dapat menular lewat sentuhan.
Hal itu terungkap dalam uji coba terbaru untuk diagnosis dan pengobatan pneumonia yang disebabkan virus corona.
Selain dapat menular dengan bersentuhan dengan penderita, virus corona bisa menyebar melalui batuk dan bersin.
Kemungkinan WNI dari China Terinfeksi setelah Masa Inkubasi
Dalam tayangan itu, Achmad juga membahas soal evakuasi WNI dari China yang dikarantina selama 14 hari di Natuna.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah menentukan masa karantina 14 hari karena disesuaikan masa inkubasi paling lama dari virus corona.
Masa inkubasi adalah selang waktu sejak virus itu masuk ke tubuh manusia hingga gejala penyakit muncul.
"Sebenarnya kita menggunakan 14 hari itu berdasarkan hitungan masa inkubasi," ungkap Achmad.
"Artinya masa di mana virus itu masuk sampai muncul gejala."
Achmad menjelaskan masa 14 hari adalah variasi paling lama dari munculnya virus corona di tubuh pengidapnya.
Ia menyebut rata-rata yang terjadi di China gejala virus baru muncul setelah 5 hari, dan paling lama 14 hari tergantung dengan daya tahan tubuh.
"Tentunya ada variasi antara 1 sampai 14 hari itu. Kalau di China kan ketemu rata-rata sekitar 5 koma sekian hari itu," terang Achmad.
"Artinya yang daya tahan tubuhnya paling jelek itu akan cepat sekali untuk muncul, yang daya tahan tubuhnya paling bagus 14 hari baru muncul."
"Nah kita anggap semuanya akan safe setelah melewati 14 hari."
Kemudian, Achmad menjawab kemungkinan apakah bisa setelah 14 hari dan dinyatakan sehat, namun gejala infeksi virus corona baru muncul setelahnya.
Achmad menyebut virus corona atau virus secara umum tidak bertahan lama di tubuh seseorang hingga lebih dari dua minggu.
"Ya, ini bukan kemudian virus yang tertanam berlama-lama gitu," jawab Achmad.
"Sama dengan kalau kita influenza, tidak akan tertanam lama-lama."
Ia menjelaskan virus itu biasanya akan bertahan hanya selama masa inkubasi di saluran pernapasan.
"Dan virus ini di saluran napas, di selaput lendir saluran napas. Berarti kan kita berbicara rongga hidung, rongga mulut, terus ke bawah sampai ke paru-paru," jelasnya.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/ Retia Kartika Dewi)