Dony Pedro 'King of The King' Ngaku Punya Harta Rp 60 Triliun di Bank Swiss Tapi Ngontrak di Bandung
"Saya baca di pemberitaan disebut markas. Setahu saya ini hanya tempat silahturahmi," katanya, kepada TribunJabar.id.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Ada fakta lain terungkap mengenai sosok Dony Pedro, pria yang disebut-sebut merupakan pimpinan kelompok King of The King.
Seperti diketahui, dalam beberapa pekan ini, publik dibikin heboh oleh kemunculan kerajaan-kerajaan fiktif dengan klaim-klaim yang tak masuk akal.
Kerajaan fiktif itu misalnya adalah Keraton Agung Sejagat, lalu ada Sunda Empire yang kerap berkegiatan di Bandung.
Beberapa klaim tak masuk akal mengenai King of The King adalah kepemilikan Supersemar, memiliki harga Rp 60 triliun, hingga bisa melantik pemimpin-pemimpin di seluruh dunia.
Baca: Hanggar Tempat Observasi WNI di Natuna Tenyata Dapat Dilihat dari Belakang Rumah Warga
Juanda (48), pengikut sekaligus petinggi King of The King menyebut Dony Pedro sebagai anggota TNI aktif.
Dony mengaku bertugas di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD di Bandung.
"Kepada saya, Dia (Dony Pedro) bilang tentara aktif," kata Juanda, baru-baru ini, dikutip TribunJabar.id dari Kompas.com, Senin (3/2/2020).
Dony ternyata juga sempat menunjukkan kartu tanda prajuritnya.
Karena itu, Juanda percaya bahwa Dony bukan tentara gadungan.
Baca: Ketakutan, Pemilik Akun Facebook yang Hina Bu Risma Sembunyi dan Matikan Lampu saat Polisi Datang
Dalam kartu tersebut, Dony Pedro berpangkat Lettu Inf.
Tertulis jabatannya Pama Pussenif dan Kesatuannya adalah Pussenif.
"Saat saya ke sana (rumah Dony Pedro) seragam (TNI)-nya digantungin," kata Juanda.
Hingga tulisan ini dibuat, belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait, apakah Dony benar TNI atau bukan.
Klaim King Of The King
Juanda menyebut, Pedro adalah sosok yang melantik pemimpin di dunia.
"Itu adalah Raja Diraja, nanti beliau lah yang akan melantik dari seluruh presiden dan raja-raja di seluruh dunia," kata dia saat dihubungi Kompas.com, dikutip TribunJabar.id pada Minggu (2/2/2020).
Baca: Gara-gara Samurai, Juanda Temui King of The King Dony Pedro, Mengaku TNI Aktif: Saya Menyesal
Selain itu, ada klaim lain dari Indonesia Mercusuar Dunia yang tak kalah fantastis, yaitu terkait jumlah harta kekayaan dan kepemilikan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Juanda mengatakan, King of The King memiliki Supersemar.
Kemudian, harta kekayaan yang dimilikinya mencapai Rp 60 triliun.
Juanda mengklaim, harta itu ada juga yang masih dalam bentuk surat aset peninggalan Soekarno di Bank Swiss.
Dia mengatakan kekayaan tersebut nantinya akan diambil untuk tiga hal utama.
Pertama melunasi utang-utang luar negeri Indonesia, kedua membagikan kepada masyarakat Indonesia, dan ketiga untuk membeli Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata).
"Dibagikan ke rakyat dari Sabang sampai Merauke per kepala Rp 3 miliar," kata dia.
Ngontrak di Bandung
Wartawan TribunJabar.id telah melihat langsung ke rumah yang disebut pernah dijadikan tempat beraktivitas kelompok King of The King.
Rumah yang pernah ditempati Dony tersebut berada di Jalan Wiranta Nomor 79, Kota Bandung.
Adapun rumah kontrakan itu dikelola oleh Kiat Pambudi (40).
Kiat mengaku mengenal sosok Dony Pedro.
"Saya baca di pemberitaan disebut markas. Setahu saya ini hanya tempat silahturahmi," katanya, kepada TribunJabar.id.
Lebih lanjut Kiat mengatakan, sosok Dony terkesan arogan bagi orang yang tak kenal.
Padahal, aslinya Dony tak seperti itu.
"Hubungan dengan saya secara pribadi baik. Tapi kalau belum kenal kesannya arogan, karena mungkin pernah menjadi aparat," katanya.
Ternyata, Kiat juga sempat berbicara hal-hal yang serius dengan Dony.
Hal-hal serius itu misalnya adalah soal uang-uang Eropa.
"Sempat ngobrol soal tongkat Nabi Musa, uang-uang Eropa banyak katanya. Tapi saya tanya sama teman, ternyata uang yang ditunjukkan bukan uang Eropa, tapi Jerman. Memang agak aneh pemikirannya," ujarnya.
Sementara itu, Asbat, seorang tetangga rumah kontrakan tersebut, juga mengaku mengenal Dony.
ia mengatakan, istri Dony cukup baik padanya.
"Istrinya cukup baik pada kami, berbagi makanan. Kadang kalau saya lagi di depan rumah lihat-lihat dikasih rokok. Itu harus diterima," ujar Asbat.
Secara terpisah, Sekdis Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung Inci Dermaga mengatakan Pemkot Bandung tidak punya wewenang untuk bertindak apalagi organisasi Indonesia Mercusuar atau King of The King tidak tercatat di Kesbangpol.
"Walau tak tercatat di Kesbangpol, tapi kami diperintahkan pusat untuk menyelidikinya," ujar Inci melalui telepon , Sabtu (1/2/2020).
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Inikah Identitas Asli Dony Pedro Pimpinan King of The King? Ngaku Sebagai TNI Bertugas di Bandung