Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orangtua Mahasiswa RI Minta Pemerintah Sosialisasikan Virus Corona, Takut Anak Tak Diterima Warga

Ia khawatir jika sekembalinya anaknya dari masa karantina dan dinyatakan bebas dari virus corona, masyarakat menolak kehadiran anaknya.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Orangtua Mahasiswa RI Minta Pemerintah Sosialisasikan Virus Corona, Takut Anak Tak Diterima Warga
YouTube ILC/Tribunnews
Orang Tua Mahasiswa RI Desak Pemerintah Sosialisasikan Virus Corona, Takut Anak Tak Diterima Warga 

TRIBUNNEWS.COM - Neneng Nurhidayah, orangtua mahasiswa Indonesia di Wuhan mengungkapkan harapannya setelah anaknya selesai dari masa karantina di Natuna.

Menurutnya, pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat secara intensif terkait virus corona ini.

Ia khawatir jika sekembalinya anaknya dari masa karantina dan dinyatakan bebas dari virus corona, masyarakat menolak kehadiran anaknya.

Hal itu diungkapkan Neneng ketika berbicara di ILC tvOne Selasa (4/2/2020) malam.

Banyaknya informasi hoaks tentang virus corona ini, diakuinya masih membuat ia was-was.

Ia pun tak ingin jika masyarakat di lingungan tempat ia tinggal mendapatkan informasi yang salah mengenai virus corona dan sampai menjadi resah.

Terutama setelah kembalinya anaknya yang sebelumnya berada di Wuhan China.

BERITA REKOMENDASI

"Saya masih ada berharap kepada Kominfo dan Kemenkes untuk selalu membangun komunikasi dalam bentuk solusi dan edukasi kepada masyarakat, karena ini kan banyak berita hoaks ini," kata Neneng.

Ia khawatir jika sekembalinya anaknya dari masa karantina dan dinyatakan bebas dari virus corona, masyarakat masih menolak kehadiran anaknya.

Ia tak ingin siatuasi terjadi dan membuat dirinya kembali resah.

"Jadi anak kami setelah 14 hari masa inkubasi selesai, kan akan dipulangkan kepada orangtuanya, orangtuanya hidup di masyarakat, masyarakat tidak semuanya paham tidak semuanya mengerti, apalagi komunikasinya kurang, jadi mereka resah, jangan sampai kami orangtua juga sedih yang berulang-ulang," ucapnya.

Sebelumnya, Neneng juga menceritakan kegelisahannya ketika mendapat kabar mengenai merebaknya virus corona di Wuhan dekat lingkungan anaknya melanjutkan studi.


Neneng mendapat kabar dari anaknya mengenai virus Corona sudah menyebar dan Kota Wuhan sudah ditutup memasuki hari keenam.

Sejak saat itu, Neneng merasa panik hingga membuatnya tak bisa makan dan tak bisa tidur.

"Saya mendengar semakin genting itu, sudah di-lockdown juga, sudah tidak bisa masuk dan tidak bisa keluar, disitu saya panik, saya tidak bisa makan dan tidak bisa tidur," ungkap Neneng.

Rasa khawatirnya terhadap anaknya di Wuhan tersebut membuat anak-anaknya yang tinggal di Indonesia juga mengkhawatirkan kondisinya saat itu.

"Saya panik luar biasa, sebagai ibu rasanya saya ingin menjemput, saya ingin sewa itu semua, saya ambil anak saya, tapi sudah tidak bisa masuk dan tidak bisa keluar," terangnya.

Neneng mendapat kabar, beberapa hari setelah kota Wuhan di tutup tersebut para pelajar Indonesia memang masih sehat, namun demikian dari ke hari mereka selalu diwarnai kekhawatiran.

"Semakin hari semakin ada rasa takut, mahasiswa sehat tapi mereka tidak mau saling bertemu, sudah saling mengkhawatirkan," kata Neneng mengenang.

Sejak saat itu, ia berusaha untuk menghubungi pemerintah Indonesia menggunakan berbagai cara untuk memohon dilakukan evakuasi.

Upaya tersebut berhasil dilakukan Neneng ketika dirinya diwawancarai di televisi dan berbicara dengan pemerintah.

"Saya memohon kepada pemerintah waktu itu diwakili oleh PLT jubir Menlu, saya senang saya bahagia, pada esok harinya saya sudah mendapat kabar yang menggembirakan," terangnya.

Ia pun berterimakasih kepada segenap pihak yang telah dapat mengevakuasi pelajar-pelajar Indonesia yang ada di Wuhan.

"Saya berterimakasih kepada pemerintah ,kepada Presiden, kepada Kemenlu, Kemenkes, TNI, Polri, KBRI dan tim evakuasi, apapun keadaannya ingin kembali ke Indonesia, mereka memang sehat, mereka menenangkan kami," ungkapnya.

Update Virus Corona

Jumlah korban meninggal dunia akibat merebaknya virus corona terus bertambah.

Dikutip dari thewuhanvirus.com, hingga Rabu (5/2/2020) pukul 10.00 WIB, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, China ini telah menewaskan 492 orang.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya 427 orang pada Selasa (4/2/2020).

Sementara itu, virus corona juga menyebabkan 24.553 orang terinfeksi.

Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya 20.627 orang terinfeksi.

Namun, ada 852 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Jumlah pasien sembuh dari virus corona juga mengalami peningkatan dari sebelumnya 646 orang pada Selasa.

(Tribunnews.com/Tio)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas