Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Drone MALE Elang Hitam Buatan Indonesia yang Siap Mengawasi Natuna dari Udara

Bangsa Indonesia boleh berbangga karena tak lama lagi akan menghasilkan karya teknologi unggulan, Pesawat Udara Nir Awak (PUNA)

Editor: Sugiyarto
zoom-in Inilah Drone MALE Elang Hitam Buatan Indonesia yang Siap Mengawasi Natuna dari Udara
instagram/officialptdi
Pesawat Tanpa Awak Karya Anak Bangsa Ini Bisa Terbang hingga 30 Jam dengan Kecepatan 235 Km Per Jam(instagram/officialptdi) 

TRIBUNNEWS.COM - Bangsa Indonesia boleh berbangga karena tak lama lagi akan menghasilkan karya teknologi unggulan, Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) Elang Hitam.

Pesawat drone bernama elang hitam (black eagle) itu memiliki dimensi 8,3 meter, tinggi 2,6 meter, dengan bentang sayap 16 meter. Targetnya, berpatroli di Natuna, Kepulauan Riau pada 2021.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan, pembangunan Elang Hitam sebagai pesawat tanpa awak dengan kemampuan kombatan akan dikebut.

Selain berpatroli di Natuna, drone yang dibekali dengan 4-stroke engine berkekuatan 110-150 tenaga kuda dan dilengkapi dua buah baling-baling.

Spesifikasi lainnya memiliki kecepatan terbang maksimum 235 km per jam tersebut, akan terbang mengintai di kawasan pulau terluar, terdepan dan tertinggal.

Menurut Muhammad Nainar, selaku Project Manager PTTA MALE PT Dirgantara Indonesia, pesawat nir awak ini memang dirancang untuk melaksanakan berbagai kepentingan misi Intellegence, Survillance, dan Reconnaissance (ISR) di seluruh wilayah teritori Indonesia.

Tentu saja, drone mempunyai kepentingan demi menjaga kedaulatan negara dari penyusupan pihak asing seperti yang sering terjadi di kawasan Natuna akhir-akhir ini.

BERITA TERKAIT

"Dalam pengembangannya, tujuan di produksinya PTTA MALE ini, sebenarnya untuk menjalankan misi ISR".

"Namun karena potensi kebutuhan dalam meningkatkan kekuatan alusista TNI AU maka tahun 2022-2024 nanti kami akan mulai mengembangkan perlengkapan persenjataan untuk mengakomodir kebutuhan kombatan," ujar Nainar saat ditemui Tribun Jabar, di Kantor PT. DI, Kamis (30/1/2020).

Dalam rapat terbatas membahas hilirisasi Industri bersama sejumlah kementerian dan Lembaga di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, (6/2/2020), Presiden Jokowi menyinggung soal kemampuan Industri Nasional dalam membuat inovasi produk-produk unggulan, mulai dari drone, konversi CPO, teknologi kapal plat datar, serta teknologi stem cell ortopedi.

Jokowi menekankan, pengembangan produk produk tersebut tidak bisa berdiri sendiri, harus mendapatkan dukungan pendanaan riset yang memadai.

"Sehingga tidak setengah setengah. Tapi ini membutuhkan bukan hanya konsolidasi anggaran riset yang bersumber dari APBN, tetapi juga perlu dorongan pendanaan riset dari BUMN dan sektor swasta," ujar Presiden.

Bukan untuk Membunuh Jenderal

Menurut Muhammad Nainar, yang menjadi latar delakang diproduksinya pesawat pengintai tanpa awak ini sejak pada tahun 2015-2016 lalu.

Saat itu, lembaga Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan, memiliki anggaran untuk membuat pesawat tanpa awak dengan menggandeng kami (PT. DI) sebagai mitranya.

Terjalinnya kerjasama tersebut, sambung Nainar, tidak terlepas dari keberhasilan pihaknya membuat pesawat tanpa awak berukuran kecil yang diberi nama Wulung pada tahun 2014 lalu.

"Karenanya, Balitbang Kemhan ingin mengembangkannya dalam wujud yang lebih besar," ujarnya.

Anggapan bahwa drone produk PTTA MALE mirip dengan drone milik negara lain, salah satunya yang digunakan Amerika Serikat dalam membunuh salah seorang jendral di Iran beberapa waktu lalu, menurut Nainar bukan sesuatu yang salah.

"Mungkin saja terjadi, karena untuk drone dengan tipe sejenis ini memang memiliki ciri fisik yang serupa, dengan rentang sayap yang tipis memanjang dan punuk di bagian depan drone yang terkoneksi dengan satelit komunikasi".

"Akan tetapi itu bukan sesuatu yang salah, apalagi kami memang mengadopsi dari desain rancangan yang memang telah disetujui kelayakan terbangnya," katanya.

Meskipun ada kemiripan, katanya, dari sistem operasional dan kemampuan teknologi yang dimiliki dari setiap pesawat tentunya memiliki perbedaan masing-masing karena disesuaikan dengan fungsi dan tujuan dari produksi pesawat itu sendiri.

"Begitu juga halnya PTTA MALE ini, yang meskipun nanti dipersenjatai untuk kombatan, tapi bukan difungsikan untuk killer robot seperti halnya yang dilakukan oleh Amerika kepada Jenderal Iran," ujar Nainar. (*)

DESAIN DAN SPESIKASI PESAWAT NIR AWAK KOMBATAN
- Radius Operasi: 250 KM
- Panjang 8,3 meter
- Tinggi 2,6 meter
- Bentang sayap 16 meter
- Target: mengintai di kawasan pulau terluar, tertinggal, dan terdepan
- Selesai: 2021 langsung beroperasi di Natuna.

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Fakta-fakta Drone MALE Elang Hitam Buatan Indonesia, Siap Mengudara di Natuna 2021

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas