Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Adhie Massardi Komentari Pelaporan Risma: Kalau Tak Mau Dihina Jangan Jadi Pejabat

Nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tengah menjadi perhatian publik soal kasus dugaan penghinaan terhadap dirinya.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Adhie Massardi Komentari Pelaporan Risma: Kalau Tak Mau Dihina Jangan Jadi Pejabat
Kolase/Tribun Jatim/Kompas.com
Zikria Dzatil (kiri), Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) 

TRIBUNNEWS.COM - Nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tengah menjadi perhatian publik.

Pasalnya, belakangan ramai diperbincangkan soal kasus dugaan penghinaan terhadap dirinya yang dilakukan oleh pemilik akun Facebook bernama Zikria Dzatil.

Lantaran hal tersebut, Risma lantas melaporkan pemilik akun tersebut.

Risma menegaskan, pelaporan tersebut atas nama pribadi dan juga berdasarkan dorongan dari warga Surabaya yang merasa tidak terima atas ujaran akun Zikria Dzatil di media sosialnya.

Terkait hal itu, aktivis Adhie Massardi turut berkomentar soal keputusan Risma melaporkan pemilik akun Zikria Dzatil.

Baca: Risma Beri Maaf, Ini Upaya Orang yang Menghinanya untuk Bebas Agar Bertemu Anaknya yang Masih Balita

Mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi, menyebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini harus menerima kritikan meski berupa kata kasar.
Mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi, menyebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini harus menerima kritikan meski berupa kata kasar. (YouTube Talk Show tvOne)

Adhie menilai, semenjak munculnya UU ITE mengakibatkan banyak sekali pejabat publik yang mengajukan laporan atas nama pencemaran nama baik.

Hal tersebut diungkapkan Risma dalam acara Apa kabar Indonesia Malam yang diunggah di kanal YouTube Talk Show TVOne, Rabu (5/2/2020).

Berita Rekomendasi

"Padahal menurut saya, pejabat publik itu memang dipilih oleh publik sehingga hatinya itu harus 100 pesren untuk publik," kata Adhie.

Sehingga saat pejabat publik menerima hinaan dan kritikan dari publik apapun bentuknya, ia harus menerimanaya sebagai bagian dari kritik.

"Itu konsekuensi pejabat publik, jadi kalau tidak mau dihina, tidak mau dikritik ya jangan jadi pejabat publik," tegas Adhie.

"Karena pejabat publik itu, pahalanya besar dan kalau dia mengurus rakyat dengan benar pahalanya juga besar."

"Dapat previlese, keluarganya juga dapat previlese."

Baca: Sebab Penghina Risma Lakukan Ujaran Kebencian, Sakit Hati Anies Baswedan Jadi Korban Bullying

Baca: Risma Maafkan Penghinanya, Polisi Tegaskan Tetap Lanjutkan Proses Hukum: Ini Pembelajaran


"Itulah sebabnya memberi maaf kepada pengkritiknya apapun bunyinya itu nggak ada masalah," tambahnya.

Adhie menuturkan, di era milenial sekarang ini, dalam masyarakat antara otak, hati dan jari sudah menyatu dalam gadget.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas