Pakar Psikologi Sosial USU Beri Saran Bakal Cawali Bobby Nasution Soal Identitas Medan
Menurutnya, sosok pemimpin Kota Medan harus dapat menempatkan dirinya setara dengan masyarakat.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilkada Medan 2020 akan digelar bulan September mendatang.
Beberapa nama bakal calon walikota pun sudah sudah bermunculan di antaranya adalah Bobby Afif Nasution.
Pakar psikologi sosial dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara (USU), Meutia Nauly, mengapresiasi kemunculan Bobby Nasution sebagai bakal calon walikota dengan menggunakan tagline Kolaborasi Medan Berkah.
Baca: Kisruh Andre Rosiade Grebek Prostitusi di Padang, Ombudsman Sebut Ada Kesewenang-wenangan
Menurutnya hal itu telah sejalan dengan keadaan dan semangat masyarakat Medan yang majemuk dan harmoni.
“Mengajak kolaborasi sudah betul. Bentuk kepemimpinan yang seharusnya ada di Kota Medan adalah pemimpin yang merangkul dan mendengar,” kata dosen yang akrab dipanggil Tia, Jumat (7/2/2020).
Baca: Kabar Baik dari China, Pasien Virus Corona yang Sembuh Mencapai 1341 Orang
Menurutnya, sosok pemimpin Kota Medan harus dapat menempatkan dirinya setara dengan masyarakat.
Hal itu bertujuan agar si pemimpin tersebut tak hanya mampu diterima atau didukung oleh masyarakat.
Tapi juga bisa merangkul dan menggerakkan partisipasi warga.
Baca: Pemilik Wedding Organizer Pandamanda Diduga Pakai Uang Klien Demi Cicil Rumah Mewah
“Kota Medan ini unik, terdiri dari banyak etnis dan agama, tapi punya toleransi yang kuat, dan itu sudah berlangsung ratusan tahun lalu. Seorang pemimpin di Medan harus memiliki sikap yang egaliter dan tidak merasa lebih tinggi dari masyarakat. Saya dengar Bobby adalah sosok yang santun dan terbuka. Itu bagus karena seorang pemimpin harus mau mendengar aspirasi dan bisa merangkul masyarakat,” ujar dosen Fakultas Psikologi USU ini.
Selain itu, Tia berpesan agar siapapun pemimpin di Kota Medan harus mampu menjaga keberagaman, menjaga nilai-nilai dan eksistensi budaya di kota yang multietnis ini.
Identitas kota harus dibangun sehingga partisipasi warga dan arah pembangunan sosial ekonomi Medan ke depan menjadi lebih kokoh dan berkelanjutan.