Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Curhat Mantan Kombatan ISIS: Aku Tobat

Secara pribadi, Presiden Jokowi mengungkap dirinya tidak setuju bila para mantan kombatan ISIS itu dipulangkan.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Curhat Mantan Kombatan ISIS: Aku Tobat
TRIBUNSOLO.com/ADI SURYA SAMODRA
Putri Warjinem dibawa kabur menantunya ke Suriah untuk menjadi simpatisan ISIS sejak 2014 silam. Ia pun memohon pada Jokowi untuk memulangkan anaknya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-BL bukan nama sebenarnya. Ia mengaku senang mendengar pemerintah berencana memulangkan 600 Warga Negara Indonesia eks ISIS. Meski, keputusan itu belumlah resmi karena akan diputuskan usai Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas (ratas) bersama para menteri terkait.

Secara pribadi, Presiden Jokowi mengungkap dirinya tidak setuju bila para mantan kombatan ISIS itu dipulangkan.

Baca: Jubir KPK: Ada Pengecualian Bagi Pimpinan KPK yang Bertemu Pihak Berperkara

Apa yang ia rasakan, bukan tanpa alasan. Salah satu keluarganya, DF (31) terpaksa ikut suaminya, yang merupakan komplotan Bahrun Naim ke Suriah. "Dia ikut suami, bersama dua anaknya ke Suriah sekitar tahun 2015-2016," ujar BL saat diwawancarai khusus, Kamis (6/2/2020) kemarin.

BL kemudian bercerita, setelah melalui banyak pertempuran di Suriah, suami dari DF tak ada lagi kabar. Kini, DF bersama kedua anaknya, berada di kamp Rojava, Suriah sejak akhir 2017 setelah ISIS digempur habis-habisan. "Suaminya sudah tidak ada kabar lagi," tuturnya.

Baca: Sarita Diteror Utang Puluhan Miliar, Ini Tanggapan Menohok Faisal Harris Sindir Bahagia Bareng Jedun

Ia menerangkan DF kerap kali berkomunikasi dengan keluarga, terutama mengenai keinginannya bisa pulang ke Indonesia. Saat itu, DF mengira harus bersabar selama beberapa bulan lantaran ada satu rombongan yang sudah dijemput pemerintah. "Beberapa kali menyampaikan keinginan untuk pulang," ungkapnya.

Karena itu, kata dia, keluarga menyambut baik rencana pemerintah ingin memulangkan WNI dari pengungsian. "Ya tidak apa-apa kalau peraturannya seperti apa, misal harus ikut program deradikalisasi," harapnya.

Baca: Tanpa Bersalah, Pemilik WO Bodong Tanyakan Ini ke Korban yang Pernikahannya Berantakan

DF, cerita BL kerap meminjam telepon seluler milik sesama mantan simpatisan ISIS yang berada di kamp pengungsian. Dengan cara sembunyi-sembunyi, ceritanya, saudaranya yang dimaksud menceritakan kisah pilu selama di Suriah.

Baca: Fakta Baru, Ternyata Ruben Onsu Sempat Diajak Roy Kiyoshi Lakukan Presscon, tapi Menolak

Berita Rekomendasi

"Januari kemarin sempat kontak. Kemudian minta pulang dan janji akan tobat. Kadang keluarganya kerap kirim uang juga untuknya agar bisa bertahan hidup di pengugsian. Ia selalu bilang, aku pengin pulang ke tanah air dan tobat kepada orangtuanya," cerita BL.

Mantan Panglima Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan memberikan saran kepada pemerintah. Menurutnya, perlu ada standar operasional prosedur yang jelas. WNI eks ISIS yang akan dipulangkan juga perlu diobservasi di pulau tertentu.

"Bagaimana kesiapan Pemerintah ini untuk mengevakuasi, mengisolasi, supaya mereka ada SOP," ujar Ken.

Baca: Suzuki XL7 Dikabarkan Rilis 15 Februari, Berikut Harga dan Spesifikasi Mobil Terbaru Bergaya LSUV

Pemerintah juga harus mengajak mereka untuk ikut serta dalam melawan paham radikal. Menurut Ken, hal itu demi mencegah 600 WNI eks ISIS ini malah menyebarkan ideologi radikal di Indonesia.

"Diajak melawan paham radikal, melalui baik tulisan, kegiatan, sebagai bukti mereka sudah mengakui bahwa ternyata Pancasila adalah final," tutur Ken.

Baca: Pasca Tetapkan Joko Tirto Tersangka Jiwasraya, Kejagung Lanjutkan Penyidikan dan Pemeriksaan Saksi

Ken yang merupakan pendiri NII Crisis Center ini, mengatakan bukan tidak mungkin mereka malah menyebarkan ideologi radikal dengan mendirikan organisasi masyarakat, yayasan, bahkan lembaga swadaya masyarakat di Indonesia.

Baca: Perannya Digantikan, Ini Alasan Novel Baswedan Tak Ikut Rekonstruksi Meski Dilakukan di Rumahnya

"Kemudian menyebarkan lagi. Mereka mungkin bikin grup-grup tertutup di media sosial kan' siapa yang tahu," Ken mengingatkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas