Pemerintah Pertimbangkan Berbagai Aspek Terkait Pulau Khusus Observasi Penyakit Menular
Terawan mengatakan muncul opsi 100 pulau yang akan menjadi lokasi lokasi khusus observasi penyakit menular.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan aspek geologi, politik, ekonomi, pertahanan, dan keamanan juga menjadi pertimbangan dalam rapat awal di kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Juamt (7/2/2020) soal pulau khusus observasi penyakit menular.
Dalam rapat yang merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo pada rapat kabinet tanggal 4 Februari 2020 tersebut, Terawan mengatakan muncul opsi 100 pulau yang akan menjadi lokasi lokasi khusus observasi penyakit menular.
"Mempelajari segala aspek geologi, politik. Kemudian masalah ekonomi, pemeliharaan, pertahanan, keamanan, semua ditinjau. Jadi hari ini hanya brainstorming saja. Ada 100 pulau, saya tidak hapal," kata Terawan di kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Jumat (7/2/2020).
Baca: Kejagung Geledah Dua Rumah dan Satu Kantor Joko Tirto
Ia mengatakan rapat pendahuluan tersebut belum memutuskan apapun.
Meski begitu, ia mengatakan sempat munculnya penolakan warga Natuna atas proses observasi 237 WNI dan satu WNA dari Wuhan Cina akibat wabah virus corona merupakan pertimbangan diperlukannya pulau khusus observasi penyakit menular.
Baca: Megawati Didampingi Prabowo Resmikan Patung Bung Karno di Akmil Magelang
"Ya itu kan salah satu hal. Jadi dari segala geopolitik, pertahanan, keamanan, jadi brainstorming," kata Terawan.
Meski belum ada keputusan yang diambil dalam rapat, Terawan mengatakan, dalam rapat pendahuluan tersebut juga muncul wacana pulau khusus tersebut juga untuk mengobservasi penyakit menular lainnya antara lain TBC dan malaria.
"Tadi sempat juga, bagaimana penyakit-penyakit menular TBC, tuberkulosa, malaria nah ini jadi bagaimana hal yang dibicarakan. Kita brainstorming aja hari ini, tidak ada keputusan apa-apa," kata Terawan.