Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sutiyoso Sempat Khawatir dan Bertanya Soal Revitalisasi Monas: Dipindah ke Mana? Pohon Sudah Besar

Mantan Gubernur DKI Jakarta (1997-2007) Sutiyoso buka suara terkait proyek revitalisasi Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Sutiyoso Sempat Khawatir dan Bertanya Soal Revitalisasi Monas: Dipindah ke Mana? Pohon Sudah Besar
KOMPAS.com/BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso alias Bang Yos, mengaku sedih lihat kondisi Monas saat ini. Ia pun mengatakan tidak mau melihat Monas. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Gubernur DKI Jakarta (1997-2007) Sutiyoso buka suara terkait proyek revitalisasi Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.

Ia mengaku sempat merasa khawatir dan bertanya tentang kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang melakukan pemindahan pohon di kawasan Monas.

Pasalnya, pemindahan sejumlah 191 pohon besar di kawasan Monas dilakukan dengan cara ditebang.

Perlu diketahui, di era Bang Yos, sapaan akrabnya, pemindahan pohon sudah dilakukan tanpa harus menebang.

"Dipindahkan ke mana? Itu pertanyaan juga, aku engga tahu itu sudah besar-besar," kata Sutiyoso yang dikutip dari Kompas.com.

"Belum lagi hewan rusa masih ada apa engga di Monas itu, engga tahu," tuturnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso alias Bang Yos, mengaku sedih lihat kondisi Monas saat ini. Ia pun mengatakan tidak mau melihat Monas.
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso alias Bang Yos, mengaku sedih lihat kondisi Monas saat ini. Ia pun mengatakan tidak mau melihat Monas. (KOMPAS.com/BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menuturkan, apabila Pemprov DKI Jakarta dalam mengerjakan revitalisasi Monas harus memindahkan pohon yang sudah tua, ia menyarankan agar menyiapkan anggaran lebih.

BERITA TERKAIT

"Memang perlu ongkos, tapi kan orang akan nyaman," tegasnya.

Menurut Bang Yos, revitalisasi Monas bukan hanya soal ruang terbuka hijau semata.

Baca: Kritisi Penebangan Pohon di Monas, Azas Tigor Minta Sekda DKI Tarik Ucapan: Ngomongnya Kacau

Ia menekankan fungsi edukasi bagi generasi penerus bangsa Indonesia bila datang ke Monas di masa yang akan datang.

"Di sisi lain anak-anak bisa belajar karena di Monas ada hewan rusa, semua berkembang biak di situ," terangnya.

Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Sutiyoso sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/9/2016). Sutiyoso akan digantikan oleh Budi Gunawan yang saat ini masih menjabat sebagai Wakapolri dan sudah disetujui melalui rapat paripurna DPR RI. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Sutiyoso sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/9/2016). Sutiyoso akan digantikan oleh Budi Gunawan yang saat ini masih menjabat sebagai Wakapolri dan sudah disetujui melalui rapat paripurna DPR RI. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Anies Baswedan Lanjutkan Revitalisasi...

Diketahui sebelumnya, proyek revitalisasi Monas sempat dihentikan sementara oleh DPRD DKI Jakarta.

Kini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pernyataan terbarunya menegaskan proyek revitalisasi kawasan Monas tetap berjalan.

Dikutip dari Tribunnews, menurut Anies Baswedan, rancangan konsep revitalisasi sudah sesuai Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.

"Alhamdulillah revitalisasi Monas jalan terus. Jadi itu sejalan dengan Keppres Nomor 25 Tahun 95," kata Anies saat ditemui di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020). (TRIBUNNEWS/DANANG TRIATMOJO)

Keputusan ini ia sampaikan setelah melakukan pembahasan bersama jajaran Komisi Pengarah Kawasan Medan Merdeka.

Terdiri dari Menteri Sekretariat Negara selaku Ketua, serta Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selaku anggotanya.

Baca: Kritik Revitalisasi Monas, Politikus PSI William Aditya: Anies Harusnya Koordinasi dengan Presiden

Anies Baswedan mengaku jajaran Komisi Pengarah mengapresiasi adanya penambahan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan Monas dalam konsep revitalisasi tersebut.

Azas Tigor Kritik Penebangan Pohon

Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta, Azas Tigor Nainggolan menyampaikan kritik soal revitalisasi Monas

Azas Tigor pun menyinggung ucapan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah yang menyebut pohon di kawasan Monas tak ada nilainya.

Terkait hal itu, Azas Tigor lantas meminta Saefullah menarik pernyataan tersebut.

Mulanya, Azas Tigor menyampaikan alternatif soal revitalisasi Monas.

Ia mengimbau pemerintah mempertahankan ruang terbuka hijau di Monas.

Bukan malah menebangi pohon-pohon di kawasan monumen bersejarah itu.

"Kembalikan, supaya dia lebih buat masyarakat lebih baik lagi," terang Azas Tigor yang dikutip dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (6/2/2020).

"Ruang terbuka hijaunya kembalikan."

Azas Tigor kemudian kembali mengungkit soal banjir Jakarta.

Baca: Bang Yos Mengaku Sedih Lihat Monas Sekarang: Aku Enggak Mau Lihat

Menurut dia, saluran air di Monas yang kurang luas juga menyebabkan terjadinya banjir.

"Sekarang gini untuk masalah banjir katanya perlu run off untuk air," kata Azas Tigor.

"Dua kali turun hujan di Monas itu kelihatan kurangnya luasan run off untuk air."

 Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta, Azas Tigor dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (6/2/2020).
Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta, Azas Tigor dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (6/2/2020). (Tangkap Layar YouTube Talk Show tvOne)

Ia lantas menyoroti rencana Gubernur DKI Anies Baswedan menambah saluran air di Monas.

Menurut dia, Anies Baswedan perlu membuka rencana tersebut ke hadapan publik Jakarta.

"Loh, nantinya kapan? Kan baru ngomong tadi," ucap Azas Tigor.

"Ini juga belum clear seperti apa, makanya ini harus dibuka ke publik."

Azas Tigor justru menganggap pemerintah DKI Jakarta menyampaikan alasan yang berbeda-beda.

"Komunikasinya yang baik, itu yang penting," terang Azas Tigor.

"Jangan ngomong sini beda, sana beda, ini ada apa gitu loh."

"Masing-masing dinas saja beda-beda," sambungnya.

Terkait hal itu, Azas Tigor pun mengkritik pernyataan Sekda DKI Jakarta, Saefullah.

Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Saefullah, dalam Konferensi Pers di Balairung, Balaikota Jakarta.
Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Saefullah, dalam Konferensi Pers di Balairung, Balaikota Jakarta. (ppid.jakarta.go.id)

Azas Tigor bahkan mengimbau Saefullah menarik pernyataannya.

"Sekda aja ngomong-nya kacau, saya minta Sekda cabut itu pernyataan," terang Azas Tigor.

"Yang enggak bener tadi, yang bilang kayu enggak ada nilainya."

Menurut Azas Tigor pernyataan Saefullah itu sangat tak pantas disampaikan oleh seorang pejabat.

"Itu udah enggak bener, itu contoh komunikasi politik yang sangat buruk dari seorang pejabat," tegasnya.

"Kekacauan informasi yang diberikan itu contoh yang sangat buruk koordinasi di Pemprov DKI Jakarta."

Pernyataan Sekda Saefullah

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengaku tak mengetahui keberadaan 191 pohon yang ditebang demi revitalisasi Monas.

"Enggak (dijual) lah, saya yakin enggak ada nilainya," ucapnya, Selasa (5/2/2020).

Dikutip dari TribunJakarta, mantan Wali Kota Jakarta Pusat ini mengatakan, tidak ada pohon bernilai tinggi yang ditebang demi penataan kawasan Monas.

Ia pun menyebut, tidak ada pohon berukuran besar yang ditebang oleh pihaknya.

"Cek saja, enggak besar kok pohonnya," ujarnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas