Ditemukan Kuitansi Pemesanan Kamar Hotel Atas Namanya, Apa Kata Andre Rosiade?
Menurut Andre, ia tak pernah datang ke bagian resepsionis hotel. Apalagi memberikan Kartu Tanda Penduduk miliknya sebagai syarat pemesanan kamar hotel
Editor: Dewi Agustina
DALAM sepekan terakhir nama Andre Rosiade ramai diperbincangkan.
Anggota Komisi VI DPR RI itu diduga melakukan penjebakan terhadap seorang PSK di salah satu hotel berbintang di Padang, Sumatera Barat, beberapa hari lalu.
Dugaan penjebakan itu mencuat setelah di media sosial beredar kuitansi pemesanan kamar hotel 606 dan 608 yang merupakan lokasi penggerebekan PSK itu.
Kuitansi itu atas nama Andre Rosiade yang diketik dan garis miring Bimo yang ditulis dengan pena.
Andre sendiri membantah telah menjebak PSK berinisial N itu.
Ia juga membantah dirinya yang memesan kamar tersebut.
Menurut Andre, ia tak pernah datang ke bagian resepsionis hotel. Apalagi memberikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya sebagai syarat pemesanan kamar hotel.
"Jadi ingin saya sampaikan, Andre Rosiade tidak pernah datang ke resepsionis. Tidak pernah memberikan KTP ke resepsionis," ujar Andre, Kamis (6/2/2020).
Andre sempat mengancam akan mengambil langkah somasi terhadap manajemen Hotel Kyriad Bumiminang, karena beredar kuitansi pemesan kamar hotel tersebut. Namun, ia kemudian mengurungkan niatnya itu.
"Saya pastikan tidak akan somasi hotel, karena tidak ingin merusak situasi dan memperpanjang masalah hotel ini," ungkap Andre setelahnya.
Baca: Penggerebekan PSK di Padang Diduga Rekayasa, Tim Temukan Kuitansi Hotel Atas Nama Andre Rosiade
Baca: Bursa Top Skor Liga 1 2020, Mulai dari Marko Simic, David da Silva hingga Beto Goncalves
Lantas, bagaimana awal mulanya Andre Rosiade bisa terlibat dalam penggerebekan PSK tersebut.
Berikut petikan wawancara wartawan Tribun, Seno Kumbolo dengan politikus Gerindra itu saat ditemui di komplek Parlemen, Kamis (6/2/2020).
Tribun: Bagaimana kronologi penggerebekan PSK yang melibatkan Anda, bisa dijelaskan?
Pertama saya kan Anggota DPR RI, Dapil Sumatera Barat 1. Ada 11 kota/kabupaten di sana yang saya wakili, salah satunya kota Padang. Nah, kota Padang sendiri, saya mendapatkan 70 ribu suara.
Masyarakat dan konstituen melaporkan kepada saya, mereka resah melihat kasus kemaksiatan merajalela, ditambah prostitusi online.
Nah, prostitusi online kan menakutkan dan mengkhawatirkan karena anak SMP-SD sudah pegang handphone. Anak-anak ini bisa menjadi korban menjual diri, bisa juga anak-anak ini menjadi penguna takutnya, karena tuntunan ekonomi.
Karena kekhawatiran itu, saya juga sudah baca dan melihat aplikasi (MiChat) itu dan ternyata membahayakan.
Saya sampaikan aspirasi masyarakat itu ke pihak Kepolisian. Lalu pihak kepolisian menurunkan tim cyber crime Polda Sumatera Barat dan sesuai yang kita ketahui sudah ada penegakan hukum.
Baca: Pihak Hotel Lokasi Andre Rosiade Gerebek PSK: Kami Punya Bukti Lengkap, Dokumen dan CCTV Tak Masalah
Baca: Upaya Organisasi Ini Bebaskan PSK dari Tahanan Hingga Lihat Peluang Jerat Hukum Bagi Andre Rosiade
Jadi sekali lagi yang melakukan penangkapan pihak Kepolisian dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepolisian Polda Sumbar yang sudah menjawab keresahan masyarakat.
Saya melihat dukungan luar biasa dan Wali Kota Padang memberikan dukungan secara terbuka dan Polda juga memberikan apresiasi tindakan bersama, mudah-mudahan ini bisa menjadi trigger dan evaluasi bersama.
Mudah-mudahan masalah prostitusi kemaksiatan ini bisa kita lawan, perangi dan terutama ekonomi bisa ditingkatkan agar tidak ada lagi yang menganggur, lalu masyarakat dapat penghasilan cukup.
Tribun: Kabarnya ada nama anda di struk kamar hotel tempat PSK NN digerebek. Benarkah anda/orang suruhan anda yang memesan kamar hotel tempat dilakukannya kegiatan prostitusi tersebut?
Oh kamar, saya tidak pernah ke lobi hotel. Saya tidak pernah ke resepsionis.
Memang waktu itu ada acara Partai Gerindra Sumatera Barat dalam rangka mendengar keterangan visi misi calon gubernur dan wakil gubernur.
Kebetulan staf saya memang mengambil kamar untuk kita beristirahat.
Baca: Update Transfer Liga 1: Persib Kena Dua Telikung Sekaligus, PSS dan Bhayangkara FC Serobot Incaran
Baca: Ribuan Warga PIK dan TMP Rayakan Cap Go Meh
Karena saya minggu pagi jam 5.40 WIB pesawat Jakarta ke Padang dan direncanakan pesawat pulang ke Jakarta pukul 19.30 WIB.
Nah, di mana acara itu dimulai jam 09.00 WIB pagi sampai jam 20.00 WIB.
Memang staf saya mengambil kamar untuk kalau ada temen-teman yang ingin istirahat. Itu saja, jadi bukan saya mengambil kamar.
Tribun: Tapi tempat penggerebekan PSK berada di kamar 606, yang merupakan kamar sama persis dengan nama Anda?
Kalau itu sudah ranah penyidik, silakan tanya ke penyidik, yang jelas saya tidak pernah ke lobi, ke resepsionis, tidak pernah transaksi sama sekali.
Tribun: Ada tudingan Anda melakukan penjebakan terhadap PSK tersebut. Bagaimana tanggapannya?
Tidak ada saya menjebak sama sekali, tidak ada saya menjebak, Polisi yang menangkap.
Ini kan ranah sudah di Kepolisian, silahkan tanyakan kepada penyidik dan bukan domain saya lagi mengeluarkan penyataan.
Karena ini sudah di ranah penyidikan, kita serahkan saja ke Polisi. Apalagi Polisi sudah menetapkan tersangka, tidak releven, dan tidak kompetensi saya mengomentari penyelidikan Kepolisian.
Tribun: Sebelum Anda melaporkan ke Polisi terkait kasus prostiusi di Padang, apakah ada koordinasi Anda dengan DPP Gerindra?
Lho, ini kan kewenangan saya sebagai anggota DPR yang mewakili daerah Sumatera Barat 1.
Konstituen kami merasa gelisah, khawatir terhadap kondisi yang ada, kita tahu LGBT meningkat di sana, trend HIV luar biasa, meningkat di sana.
Apakah saya diam saja kalau ada yang melapor? Diem saja, jangan, bukan kewenangan saya, apakah saya harus begitu?
Tribun: MKD DPR mengatakan akan memeriksa Anda dalam kasus ini jika ada pihak yang melaporkan tindakan Anda. Apakah siap jika diperiksa MKD?
Sebagai anggota DPR yang taat undang-undang, taat hukum dan prosedur, silakan saja kalau ada yang melaporkan saya ke MKD. Itu hak orang yang ingin melaporkan.
Bagi saya risiko perjuangan, saya hanya melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar.
Sesuai aspirasi masyarakat yang milih saya, saya dipilih rakyat dan diminta rakyat yang memilih saya untuk berjuang melawan kemaksiatan.
Kalau amar ma'ruf nahi mungkar ini dianggap salah, dibully, dimaki, dicaci, itu risiko perjuangan.
Saya akan pertanggung jawabkan dunia dan akhirat, kalaupun dipangil MKD saya akan datang, inilah risiko perjuangan.
Tribun: DPP Gerindra pun akan memanggil Anda pekan depan untuk diminta ketarangannya, bagaimana Anda menyikapinya?
Tentu sebagai kader Partai Gerindra yang loyal dan taat pada pimpinan. Kalau Pak Sekjen Gerindra memanggil saya, tentu saya akan siap datang bertemu dengan beliau.
Menjelaskan secara utuh dan detail, kronologis yang ada, apalagi beliau sebagai ketua fraksi di DPR, tentu saya akan taat dan patuh memenuhi undangan beliau.(tribun network/sen/dod)