BP2MI: Banyak Negara Maju Butuh Tenaga Kerja Asing Termasuk Indonesia
Tak disangka, banyak feedback terutama dari negara maju akan kebutuhan tenaga kerja asing
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Tatang Budie Utama Razak mengatakan banyak negara maju membutuhkan tenaga kerja asing, tak terkecuali tenaga kerja dari Indonesia.
Tatang bercerita awalnya pada Desember 2019 mengirimkan berita faksimili (brafak) ke-134 duta besar dan konsulat jenderal di dunia terkait perubahan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menjadi BP2MI.
Baca: Status Wabah Korona Dinaikkan, Pekerja Migran RI di Singapura Diminta Waspada
Dia juga meminta informasi mengenai peluang kerja di negara-negara tersebut.
Tak disangka, banyak feedback terutama dari negara maju akan kebutuhan tenaga kerja asing.
"Alhamdulillah banyak feedback dari berbagai negara maju dan di negara berkembang akan kebutuhan tenaga kerja asing," ujar Tatang, di Kantor BP2MI, Jl MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2020).
Menurut dia, Indonesia memiliki pekerja yang dianggap fit (cocok) untuk mengisi berbagai sektor.
Baik dari tenaga kerja terampil, profesional, bahkan sampai yang high level.
Tatang pun menilai hal ini sebagai kesempatan bagi Indonesia.
Kini, persoalan utamanya adalah bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan tersebut.
"Nah ini sesungguhnya sekarang bagaimana memadukan antara demand di negara-negara tersebut dengan supply yang ada," jelas Tatang.
Baca: Banyak Pengusaha Jepang Tak Puas dengan Produktivitas Pekerja RI
Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait peningkatan sumber daya manusia (SDM), kata dia, juga menjadi peluang yang dianggap menguntungkan tenaga kerja Indonesia.
"Ini sekaligus momentum karena presiden sudah mengeluarkan kebijakan peningkatan SDM dengan memberi anggaran berjumlah triliunan, baik melalui vokasi maupun juga pelatihan-pelatihan lainnya seperti kartu pra kerja. Sehingga ini betul-betul kita harapkan semuanya bisa simultan, ini momentum yang baik," pungkasnya.