Dampak Virus Corona, Pekerja Migran Indonesia Dilarang Ditempatkan di China Daratan
Imbas wabah virus corona, Pekerja Migran Indonesia (PMI) dilarang ditempatkan bekerja di China daratan.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imbas wabah virus corona, Pekerja Migran Indonesia (PMI) dilarang ditempatkan bekerja di China daratan.
Hal tersebut seiring dengan adanya imbauan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
"Bahkan Kemenaker secara tegas melarang penempatan PMI ke China daratan," ujar Pelaksana tugas (Plt) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Tatang Budie Utama Razak, di Kantor BP2MI, Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2020).
Baca: WNI Mantan Anggota ISIS Ceritakan Bagaimana Bisa Keluar dari Suriah: Sejarah Paling Seru
Tatang juga menegaskan PMI tidak akan ada yang dikirim atau ditempatkan di wilayah Taiwan maupun Hongkong dalam waktu dekat.
Sementara itu, bagi PMI yang tidak berada di Tanah Air, BP2MI mengimbau untuk menghindari kerumunan orang.
PMI juga diminta untuk meminimalisir menggunakan angkutan umum dan tetap menggunakan masker dimanapun berada.
Baca: Cari Dukun Santet Hingga ke Parangtritis, Aulia Kesuma Beli Kuda untuk Ini
Tatang pun belum bisa mengkalkulasi kerugian yang ditimbulkan akibat dampak virus corona bagi PMI.
Meski demikian, dia meyakini ada kerugian yang besar akibat mewabahnya virus corona.
"(Kerugian pasti) Besar. Tapi kalau seberapa besar saya belum bisa memastikan, sebab kami belum tahu persis angka PMI yang siap atau menunda keberangkatan karena virus corona," katanya.
Diketahui, korban meninggal dunia akibat wabah virus korona menembus angka 1.013 orang, pada Selasa (11/2/2020) pagi.
Baca: Pakar Kesehatan Internasional Diterbangkan ke Cina Bantu Penanganan Virus Korona
Dilaporkan dihari sebelumnya terdapat 103 kasus kematian baru dari provinsi Hubei.
Seperti dikutip dari Channel News Asia, penduduk di wilayah China yang meninggal dunia akibat wabah tersebut sebanyak 1.011 orang dan 2 orang lain meninggal di Hong Kong dan Filipina.
Sementara, lebih dari 42.200 orang positif terjangkit virus korona di seluruh dunia.
Jumlah kasus kematian yang terjadi akibat virus 2019-nCoV tersebut melampaui korban meninggal akibat wabah Sars pada 2002-2003 dengan total 774 kasus kematian.