Kongres PAN Diwarnai 2 Kali Kericuhan: Aksi Rebut Laptop, Lempar Kursi, Hingga Darah Mengucur
Kericuhan mewarnai Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) yang berlangsung di di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kericuhan mewarnai Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) yang berlangsung di di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kericuhan terjadi saat pendaftaran peserta kongres dan saat berlangsungnya kongres.
Kericuhan pertama sempat terjadi sebelum Kongres V PAN digelar, Senin (10/2/2020).
Puluhan orang menggebrak-gebrak kaca hotel, serta berteriak agar pendaftaran peserta kongres ditutup.
Sekira pukul 12.40 WITA, massa terlihat ricuh.
Mereka berbondong-bondong mendesak Panitia Kongres PAN untuk segera menutup pendaftaran bagi peserta kongres.
"Tutup segera pendaftarannya. Kami minta segera ditutup. Kita minta kongres dihentikan," kata sejumlah orang di lantai dua Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (10/2/2020).
Baca: Kursi Melayang di Arena Kongres PAN, Jenderal Polisi Terpaksa Masuk Ruang Sidang
Keadaan semakin memanas dan sempat terjadi aksi saling dorong.
"Kita boikot kongres kalau tidak dihentikan," sambung massa.
Massa menggebrak kaca, seraya berteriak.
Kemudian turun menemui pihak panitia kongres.
Tak lama kemudian, mereka diarahkan ke luar hotel oleh pihak keamanan.
Menurut pantauan dan informasi yang diterima wartawanm lima laptop panitia dibawa akibat kericuhan tersebut.
Baca: BREAKING NEWS: Kongres PAN Kembali Ricuh, Aksi Lempar Kursi Terjadi di Depan Zulkifli Hasan
Panitia pun menjadi korban pemukulan dari kericuhan tersebut.
Diketahui berdasarkan informasi yang dihimpun terdapat dua pendaftaran di arena kongres.
Pendaftaran sebagai peserta yang ditutup pada pukul 12.00 WITA.
Salah satu syarat untuk mendaftar sebagai peserta kongres adalah mendaftarkan diri langsung atau tidak boleh dititipkan.
Ini ditengarai yang membuat ricuh, karena menurut massa yang protes, ada beberapa pihak yang memberikan kartu, meski orang tersebut belum hadir.
Baca: Mengenal Sosok 4 Calon Ketua Umum PAN 2020-2025 yang Bertarung di Kongres
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, yang merupakan Ketua Steering Committee (SC) membenarkan bila laptop panitia sempat direbut peserta kongres.
Pengambilan laptop tersebut terjadi karena kesalahpahaman.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat komputer bisa kembali dan kita bisa kerja maksimal lagi," ujar Edi Soeparno di arena Kongres V PAN, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (10/2/2020).
Eddy menyebut kejadian tersebut sebagai bagian dari 'bunga-bunga' saat Kongres PAN.
Eddy berharap kejadian ini tidak terulang hingga gelaran Kongres usai.
"Kita berharap bahwa besok pelaksanaan kongres itu bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya," ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPW PAN Kalimantan Timur Darlis Pattalongi menyayangkan adanya kejadian tersebut.
Baca: Kongres PAN Sempat Memanas, Zulhas Singgung Pernyataan Amien Rais: Seperti Arena Smack Down. . .
Menurutnya hal itu sangat mengganggu jalannya registrasi peserta kongres dan justru malah menghambat kelancaran Kongres.
"Sangat disayangkan, ada kontak fisik yang dilakukan oknum peserta. Ada penyitaan alat elektronik yang itu ganggu jalannya registrasi," kata Darlis.
Sebab, sebelumnya dalam Kongres V tidak pernah terjadi kericuhan itu.
Ia pun menyesalkan, dan berharap tidak terjadi pada kelanjutan kongres berikutnya.
"Saya berharap kongres berjalan dengan baik," ujarnya
Kericuhan dan perampasan alat elektronik ini, dilakukan pendukung salah satu valon Ketum PAN Mulfachri Harahap.
Mereka kecewa lantaran panitia dinilai tidak adil dalam menyelenggarakan Kongres V.
Ketua DPW PAN Sulbar yang juga timses Mulfachri Harahap-Hanafi Rais, Muh Asri Anas, mengungkapkan alasan pihaknya merebut laptop panitia di lokasi kongres.
Asri menyebut ketika itu waktu pendaftaran caketum PAN sudah lewat batas akhir.
"Laptop yang dirampas dan dokumen yang dirampas itu kita ambil setelah pukul 12.00 WIB, karena batas akhir pendaftaran adalah pukul 12.00 WIB sesuai dengan yang diputuskan SC," katanya.
Aksi lempar kursi
Kericuhan kembali terjadi, Selasa (11/2/2020).
Awalnya sidang dibuka sekira pukul 11.00 WITA oleh Ketua Steering Committee (SC) yang juga Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno.
Di barisan depan duduk senior-senior PAN yakni Amien Rais, Hatta Radjasa, Soetrisno Bachir, serta para calon ketua umum, yakni Zulkifli Hasan, Mulfachri Harahap, Asman Abnur, dan Dradjad Wibowo menyaksikan kericuha
Ketua SC yang membuka sidang didampingi para anggota SC antara lain Farhan Hamid, Saleh Daulay, Totok Daryanto, dan M Najib.
Hadir juga dalam pleno pertama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Majelis Pertimbang Partai (MPP) Soetrisno Bachir, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
Sidang beragendakan pembahasan materi draf tata tertib kongres, draf acara, draf materi, draf AD/ART, draf azas plaftorm PAN, draf garis perjuangan partai, draf program kerja, dan draf kebijakan partai.
Baca: Mohammad Qodari: Separuh Peserta Kongres PAN di Pesawat Zulkifli Hasan
"Juga dibahas draf tata tertib pemilihan ketua formatur dan anggota formatur dan draf pemilihan Ketua MPP," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PAN Soni Sumarsono di arena Kongres V PAN, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).
Sidang kemudian dilajutkan dipimpin Ahmad Farhan Hamid yang anggota SC senior.
Sebelum mengawali sidang Ahmad Farhan Hamid berpesan agar perserta sidang tetap bersatu meskipun dalam perbedaan dan tetap gembira.
Namun, di dalam ruang sidang situasi kembali memanas.
Agenda yang digelar tertutup oleh media ini, diskor sementara karena terjadi kericuhan.
Para peserta kongres saling serang, hingga terlibat saling lempar kursi.
Para penjaga langsung menghampiri para tokoh senior PAN.
"Zulkifli Hasan," teriak para pendukung Caketum Zulkifli Hasan.
"Mulfachri-Hanafi menang," saut dari kubu berlainan.
Tak lama berselang sejumlah aparat kepolisian yang dipimpin Kapolda Brigadir Jenderal Polisi Merdisyam memasuki arena sidang.
Mereka memisahkan antar peserta kongres PAN yang saling gontok-gontokan.
Zulkifli menenangkan para peserta dan meminta tak saling melempar kursi.
"Saudaraku... Saudaraku..., duduk di kursi masing-masing. Lempar-lempar setop, cukup... cukup...," ujar Zulhas.
Akibat kericuhan tersebut sejumlah kader partai terluka.
Tim Dokter Polda Sulawesi Tenggara terlihat sibuk mengobati mereka yang terluka.
Kericuhan diawali lantaran adanya permintaan dari Kubu Mulfachri Harahap agar ruang sidang Kongres V di lantai 2 Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara dari yang tidak memiliki hak suara memilih calon ketua umum.
Berdasarkan pantauan di lokasi kelompok peserta yang menginginkan sidang tetap dilanjutkan.
Sementara ada sekelompok peserta yang meminta agar orang-orang yang bukan peserta keluar dari ruang sedang.
Baca: Ricuh, Pendukung Mulfachri Minta Kongres PAN Diboikot
"Yang bukan peserta, keluar!" terdengar dari area luar..
Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC) Kongres PAN, Eko Hendro Purnomo meminta agar segenap peserta sidang untuk kembali tenang agar sidang dapat dilanjutkan.
"Pak, duduk Pak," kata Eko.
Menimbulkan perdebatan antar pendukung, hingga ricuh tak terbendung.
Kursi-kursi melayang, sampai mengenai sejumlah kader.
Tampak beberapa orang terlihat mengucurkan darah di kepalanya akibat terkena kursi yang dilemparkan.
Pintu kaca hotel pecah.
Beberapa di antara yang terluka dibawa ke ruang khusus yang dijaga ketat aparat kepolisian.
Tim kedokteran pun terlihat sibuk mondar-mandir membawa peralatan medis.
Aparat kepolisian pun langsung melakukan sterilisasi. Mereka yang bentrok dilerai.
Antar pendukung dipisahkan.
Di beberapa titik, Kongres V PAN dijaga ketat aparat kepolisian bersenjata.
30 orang terluka
Politikus PAN Asri Anas kepada awak media menjelaskan, keributan diawali keinginan kubu Mulfachri untuk sterilisasi ruang sidang atau pemilihan.
Mereka meminta yang tidak memiliki hak suara, tidak dibolehkan dulu untuk memasuki ruangan.
Hal ini sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
"Tapi banyak dari mereka yang enggak mau keluar dari ruangan. Akibatnya betrok fisik terjadi. Dari kami ada 30-an korban. Mereka berdarah," ucap Asri di area Kongres V PAN, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).
Baca: Inilah Rekam Jejak dan Profil 4 Calon Ketua Umum PAN 2020-2025 yang Bertarung di Kongres
Asri berujar, korban paling banyak terluka di bagian kepala karena dilempari kursi.
Saat ini mereka tengah mendapatkan perawatan dari tim medis.
Asri meminta aparat keamanan turun tangan dan mengosongkan dulu tempat rapat untuk sementara. Jangan sampai, bentrokan terus terjadi.
"Kemudian, kami berharap ruang rapat hanya diisi oleh peserta sidang. Jangan ada orang yang tidak punya kepentingan masuk ke ruanh sidang," ucap Asri. (tribunnews.com/ dennis destryawan)