Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Tolak Kepulangan Eks ISIS ke Indonesia, Tapi Pertimbangkan Pulangkan Anak-anak

Rencana pemulangan akan dibahas lebih detail karena menyangkut keberadaan anak-anak itu di negara tersebut

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Pemerintah Tolak Kepulangan Eks ISIS ke Indonesia, Tapi Pertimbangkan Pulangkan Anak-anak
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD usai menggelar rapat yang di pimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (11/2/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Pemerintah akan mempertimbangkan untuk memulangkan anak-anak eks WNI yang bergabung dengan ISIS di Suriah, Turki dan di beberapa negara terlibat Petempur Teroris Asing (Foreign Terrorist Fighter/FTF).

Rencana pemulangan akan dibahas lebih detail karena menyangkut keberadaan anak-anak itu di negara tersebut.

Baca: BREAKING NEWS: Pemerintah Putuskan Tolak Wacana Pemulangan 689 WNI Eks ISIS

Keputusan itu disampaikan Menkopolhukam Mahfud MD usai menggelar rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (11/2/2020).

"Anak-anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan case by case. Apakah anak itu di sana ada orang tua atau tidak," kata Mahfud MD.

Mahfud MD menjelaskan, data anak-anak di bawah usia 10 tahun yang berada di wilayah tersebut belum terdata dengan pasti.

Mengacu pada data CIA, Mahfud mengatakan ada 689 orang WNI eks ISIS, yakni 228 orang memiliki identitas, sisanya 401 tidak teridentifikasi dan (tidak) lengkap identitasnya.

Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan, langkah pemerintah mempertimbangkan kembali pemulangan anak-anak tersebut karena kekhawatirkan pernah mengikuti pelatihan teroris.

"Makanya, case by case," jelas Mahfud.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan, pemerintah mengambil keputusan tidak memulangkan 689 WNI eks ISIS di Suriah, Turki dan dibeberapa negara terlibat Petempur Teroris Asing (Foreign Terrorist Fighter/FTF).

"Pemerintah tidak ada rencana memulangkan terorisme, bahkan tidak akan memulangkan FTF ke Indonesia," kata Mahfud MD.

Ia menjelaskan, keputusan itu diambil karena pemerintah dan negara wajib memberikan rasa aman dari ancaman terorisme dan virus-virus baru termasuk teroris terhadap 267 juta rakyat Indonesia.

"kalau FTF ini pulang itu bisa menjadi virus baru yang membuat rakyat 267 juta itu merasa tidak aman," tambahnya.

Baca: Said Aqil Bertemu Menlu Retno Marsudi, PBNU Tegaskan Tolak Pemulangan WNI Eks ISIS

Mahfud juga menyebut, pemerintah akan memastikan data valid jumlah dan identitas orang-orang yang terlibat terorisme, termasuk bergabung dengan ISIS.

"Bersama dengan itu akan di data yang valid tentang jumlah dan identitas orang-orang itu," jelasnya.

Sindiran Ali Ngabalin

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin menyindir pernyataan dari para WNI eks ISIS yang sempat menjelek-jelekkan negara dan pemerintah Indonesia.

Ali Ngabalin mengungkit para WNI yang bergabung ISIS punya misi ingin meraih jalan surganya.

Maka dari itu, kini Ali Ngabalin heran mengapa mereka minta pemerintah untuk memulangkannya ke Indonesia.

Berita Rekomendasi

Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Ali Ngabalin dalam APA KABAR INDONESIA PAGI unggahan YouTube Talk Show tvOne, Senin (10/2/2020).

Ali Ngabalin menyebutkan kondisi ISIS kini tengah kalah, sehingga kemungkinan berpengaruh pada permintaan para WNI untuk dipulangkan ke Indonesia.

Ia menganggap sebaiknya WNI eks ISIS dibiarkan di negara yang sekarang baik Irak atau Suriah agar diadili pemerintah setempat.

"ISIS itu kan mempropaganda seluruh orang Islam yang punya pengetahuan akidah dan syariah yang sangat tipis, memahami sesuatu hitam putih," ungkap Ali Ngabalin.

"Sehingga mereka dengan gampang masuk ke Syiria, dan di ISIS."

Baca: Ali Ngabalin: Kalau ISIS Menang Apakah Mereka Tetap Minta Pulang ke Indonesia?

"Dalam posisi inilah maka nanti mereka dihukum atau mereka harus menjalani proses itu di kedua negara ini," jelasnya.

Ali Ngabalin juga mengungkit soal WNI eks ISIS yang sudah membakar paspor Indonesia.

Untuk itu, identitas resmi para WNI eks ISIS pun sudah tidak ada sehingga mereka tak bisa mengklaim dirinya sebagai WNI.

"Bahwa kalau nanti kemudian dia menyebutkan masing-masing ada dari Filipina, mungkin dari Indonesia, dari negara-negara lain," kata Ali Ngabalin.

"Kalau dia datang kemudian menyebutkan 'Saya Filipina', mungkin dia bahasa Tagalog, mungkin dia datang dan bicara 'I am from Indonesia', bisa saja," sambungnya.

"Tapi kan ditanya, mana identitas yang menjelaskan dirimu adalah orang Indonesia?"

Ali Ngabalin merasa tak sepantasnya para WNI eks ISIS yang sudah menjelek-jelekkan pemerintah kini minta bantuan kepada pemerintah.

Baca: Soal WNI Eks ISIS, Ali Ngabalin: Sekarang Kalah, Apa Kalau ISIS Menang akan Minta Dipulangkan?

Terlebih para anggota ISIS meyakini langkah mereka adalah jalan menuju surga.

"Jadi enggak usah lagi ditarik-tarik ke pemerintah Indonesia yang mengurus mereka ini tapi sudahlah dua negara ini Irak dan Syiria yang mengurus mereka?" tanya pembawa acara Arief Fadhil.

"Iya, dia menyebutkan Indonesia negara togut, dia menyebutkan pemerintah Indonesia pemerintah kafir, dia mau menempuh jalan surganya. Ya pergilah dengan segala niatnya," jawab Ali Ngabalin.

Jika sampai para WNI eks ISIS benar diadili di luar negeri, menurut Ali Ngabalin maka seharusnya pemerintah Indonesia tak lagi ambil pusing.

Hal ini berkaitan dengan tidak adanya keterangan resmi bahwa mereka masih menyandang status sebagai WNI.

"Nanti kalau dia masuk mahkamah di Damaskus atau di Irak, mengidentifikasi dirinya sebagai orang Indonesia dari mana?" ujar Ali Ngabalin.

"Orang ini kan bukan baru 5-6 taun, tapi dia paling kurang 9 tahun dari data dokumen yang kami terima. Makanya dia itu sekitar 14-17 tahun."

"Bagaimana cara mengidentifikasi ini orang Manila, ini orang Indonesia, ini orang Turki dan lain-lain?" tanya Ali Ngabalin.

"Kenapa dia berbuat dengan sesuka hatinya, sekarang kok yang pusing pemerintah? Rakyat Indonesia semua pikirkan," imbuhnya.

Baca: Refly Harun Tertawakan Pernyataan Ngabalin yang Ngotot Tolak WNI Eks ISIS: Tidak Usah Ada Presiden

WNI Eks ISIS Minta Dipulangkan karena Kalah?

Sebelumnya, Ali Ngabalin mempertanyakan apakah permintaan para WNI eks ISIS itu muncul semata karena ISIS tengah kalah.

Ali Ngabalin ragu jangan-jangan jika ISIS menang, maka para WNI tetap menjadi anggota ISIS dan tidak minta dipulangkan ke tanah air.

"Pertanyaannya adalah, bagaimana kalau ISIS menang? Sekarang kan ISIS kalah nih, bagaimana kalau ISIS menang? Adakah timbul peristiwa ini?" ujar Ali Ngabalin.

Sejak munculnya isu pemulangan WNI eks ISIS, yang kerap dibahas memang hak mereka sebagai warga negara dan kewajiban negara untuk melindungi warganya.

Namun, Ali Ngabalin menegaskan bahwa yang harusnya disorot adalah kejahatan ISIS yang sudah mendunia.

"Persoalannya sekarang itu adalah memang dari hampir setiap forum ke forum orang membicarakan hak kewarganegaraan," kata Ali Ngabalin.

"Tapi yang paling penting dari sebuah diksi besar itu adalah kejahatan perang internasional," sambungnya.

Berhubung saat ini ISIS tengah kalah, Ali Ngabalin menyebut nasib para anggota ISIS yang menjadi tawanan berada di bawah wewenang pemerintah Irak dan Suriah.

"Sekarang ISIS kalah, maka otoritas yang bisa mengurus para tawanan-tawanan perang adalah Irak dan Syiria, mereka ditawan sekarang ini karena kalah," terang Ali Ngabalin.

"Maka nanti otoritas kedua negara itulah yang mengurus para tawanan-tawanan perang."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas