Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Minimnya Kualifikasi SDM dan Alutsista Jadi PR Berat Kepala Bakamla Aan Kurnia

Ia mengatakan, sebenarnya di level strategi Bakamla telah siap menjalankan tugasnya menjaga keamanan laut di Perairan Natuna.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Minimnya Kualifikasi SDM dan Alutsista Jadi PR Berat Kepala Bakamla Aan Kurnia
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kepala Badan Keamanan Laut Laksamana Madya TNI Aan Kurnia saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/2/2020). Laksamana Madya TNI Aan Kurnia resmi dilantik sebagai Kepala Badan Keamanan Laut menggantikan Laksamana Madya TNI A Taufiq R yang akan memasuki masa pensiun. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Bakamla Laksdya Bakamla A Taufiq menilai minimnya sumber daya manusia dan alutsista menjadi pekerjaan rumah (PR) kepala Bakamla baru Laksdya Aan Kurnia.

Untuk memberikan gambaran minimnya sumber daya manusia, Taufiq menceritakan pengalamannya ketika menangani masuknya kapal-kapal coast guard dan kapal-kapal ikan Cina di Perairan Natuna Kepulauan Riau beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, sebenarnya di level strategi Bakamla telah siap menjalankan tugasnya menjaga keamanan laut di Perairan Natuna.

Baca: Detik-detik Ibu Kos Ditemukan Tewas Tertutup Bantal dan Kasur Lipat, Kondisi Rumahnya Janggal

Namun di level operasi, ia masih mendapatkan kendala yakni minimnya jumlah personel dan kualifikasi untuk menjalankan tugas tersebut meski ia mengaku kini telah melatih sejumlah personelnya untuk menangani hal tersebut.

"Kapal itu begitu saya masuk, DSP nya 78 orang tapi hanya diisi 16 orang. Bisa apa? Itu kondisinya. Kemudian saya minta ternyata saya dapat personel, pengawak, bukan yang dilatih untuk kapal itu," kata Taufiq usai serah terima jabatan dengan Aan di Mabes Bakamla RI Menteng Jakarta Pusat pada Jumat (14/2/2020).

Tidak hanya itu, personel Bakamla yang saat ini juga masih berasal dari gabungan beberapa instansi antara lain TNI AL, Kepolisian, dan lainnya yang bersifat satgas atau task force.

Baca: Virus Corona Paksa Apple Tunda Kemunculan iPhone 12

Karena menurutnya, personel Bakamla tidak boleh berasal dari task force melainkan harus independen sehingga bisa menjalankan tugas menjaga keamanan laut dengan maksimal.

Berita Rekomendasi

"Sekarang personel kita masih berupa task force. Datang dari AL, kepolisian, ini tidak boleh terjadi. Kenapa. Karena Bakamla bukan satuan tugas. Bukan task force. Karena dia melakukan tugas yang luas dan berlanjut. Maka dia harus independen," kata Taufiq.

Selain itu, Taufiq menjelaskan, pekerjaan rumah lainnya adalah minimnya peralatan operasi atau alutsista Bakamla.

Baca: 238 WNI dari Wuhan yang Dikarantina di Natuna Dipulangkan Besok Masyarakat Diminta Tak Takut

Menurutnya, saat ini Bakamla hanya memiliki 10 kapal dari total 77 kapal dan beberapa pesawat yang dibutuhkan Bakamla agar dapat menjalankan tugasnya dengan optimal.

"Dari susunan bertempur inilah muncul multiyears planning. Dari situlah kita butuh 77 kapal minimal dengan beberapa pesawat dan sebagainya. Kita baru ada 10, bayangkan, tugasnya berat," kata Taufiq.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas