Mahasiswa Indonesia Tegaskan Akan Kembali ke Wuhan, Pemerintah: Fokus Selesaikan Kuliah Online
Pasca selesainya karantina kepada 285 WNI dari Wuhan, Provinsi Hubei, China kini muncul pertanyaan terkait proses pendidikan mereka.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pasca selesainya karantina kepada 285 WNI dari Wuhan, Provinsi Hubei, China kini muncul pertanyaan terkait proses pendidikan mereka.
Mayoritas WNI, yang dipulangkan dari China ini memang merupakan mahasiswa.
Salah satunya adalah Megawati Asyafiah Iribaram.
Megawati merupakan mahasiswa di Universitas Hubei, China.
Dia sendiri berasal dari Sorong, Papua Barat.
Baca: Seorang Perawat di Rumah Sakit Kota Sagamihara Jepang Positif Terinfeksi Virus Corona
Baca: Kuatir Bawa Virus Corona, Kapal Pesiar dari China Dilarang Masuk ke Malaysia
Terkait dengan proses perkuliahannya, Megawati mengatakan otoritas kampusnya memberlakukan kuliah online.
Kuliah ini akan dimulai pada Senin, (17/2/2020).
Pihak universitasnya, memberikan sebuah aplikasi yang digunakan untuk mengikuti kelas.
"Kita diberi aplikasi, lalu diberi barcode untuk scan (biar bisa mengikuti kelas)," kata Megawati dilansir dari Kompas TV, Minggu (16/2/2020).
Megawati menyebut, ada kemungkinan kelas kuliah online ini diberlakukan untuk semua angkatan.
"Sepertinya semua angkatan, dari semester awal sampai akhir semua online."
Mahasiswi kedokteran ini mengaku, belum ada informasi dari pihak kampus akan berlangsung sampai kapan belajar online ini.
"Kita belum tahu sampai kapan (kuliah online)," ujarnya.
Baca: Agar Terhindar dari Virus, Yuk Mulai Gerakan Hidup Bersih dan Sehat!
Baca: Tips Melindungi Si Kecil Dari Virus Corona
Megawati menilai, mungkin kegiatan belajar mengajar ini akan kembali normal ketika keadaan China membaik.
Dia juga menegaskan, sangat ingin kembali ke Wuhan, Provinsi Hubei.
Ancaman paparan virus corona yang terjadi, tidak membuatnya takut untuk kembali mengenyam pendidikan di sana.
"Sudah pasti kembali," tegasnya.
Pemerintah Berkomitmen Beri Pelayanan Terbaik
Pemerintah mengaku, akan memberikan pelayanan terbaik untuk WNI yang akan kembali ke China.
Namun, Tenaga Ahli Utama Kepresidenan, Dany Amrul Ichdan tidak memastikan apa akan difasilitasi oleh negara atau tidak.
Baca: Pasien Sembuh Virus Corona Mencapai Angka 10.610, WHO Sebut Hal Wajar
Baca: Sembuh dari Virus Corona, Mahasiswa di China Buat Pengakuan Mengejutkan, Benar-benar Berantakan
"Soal diterbangkan itu, pokoknya pemerintah memberikan pelayanan terbaik untuk warga negara."
"Soal teknis diterbangkan berapa periode, ya dalam keadaan sakit aja bisa diterbangkan, dipulangkan dengan cepat dan kita beri fasilitas pelayanan yang terbaik."
Dany juga mengimbau kepada para mahasiswa yang bersekolah di China, untuk selalu mengecek informasi dari pemerintah.
"Mahasiswa bisa berkoordinasi secara intensif juga dengan kantor staf presiden, di sana ada pusat informasi."
Tujuannya, agar para mahasiswa mengetahui perkembangan terkini kondisi China.
"Untuk melihat sejauh mana perkembangan di China, maupun kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan pemerintah China kedepannya."
Beberapa mahasiswa tingkat akhir, kabarnya tidak bisa melakukan praktikum.
Baca: China Bantah Tidak Transparan Umumkan Jumlah Korban Virus Corona
Baca: 25 Hewan Ini Dilempar dari Gedung Tinggi, Belasan Tewas, Pemilik Diduga Takut Tertular Virus Corona
Terkait hal ini, Dany menilai negara China pasti sudah memiliki rencana tersendiri.
"Kaitannya dengan ujian praktik, tentu ada kebijakan dari pemerintah China bagaimana mengejar ketertinggalan itu," ujar Dany.
Menurut Dany, yang terpenting saat ini adalah mahasiswa berkonsentrasi dengan perkuliahan online.
"Kepada teman-teman, saya berpesan tenang dan fokus selesaikan online-nya."
Dia menghimbau sekali lagi, untuk selalu memperbarui informasi terkait kebijakan di China.
Menteri Kesehatan Tegaskan WNI bisa Kembali Jika WHO Turunkan Status Darurat
Menteri Kesehatan, menanggapi semangat mahasiswa, yang ingin kembali menyelesaikan pendidikan di China.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menegaskan WNI baru boleh kembali ke China jika status darurat kesehatan publik internasional atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dari World Health Organization (WHO) sudah dicabut.
Lantaran, pengadaan status dari WHO ini juga menyebabkan penangguhan penerbangan.
"Ya kalau PHEIC sudah dicabut. Kalau PHEIC-nya masih ada, otomatis ya penerbangan ke sana juga enggak ada," ucap Terawan dikutip dari Kompas.com.
Baca: Ahli Kesehatan Australia Curiga Virus Corona Tak Terdeteksi di Indonesia, Menduga Ini Penyebabnya
Baca: Korban Virus Corona Terus Bertambah, Per 17 Februari 1.765 Orang Meninggal
Terawan mengatakan, pemerintah akan membantu pendidikan WNI yang baru pulang dari China.
Kendati demikian, harus ada pendataan lebih dahulu.
"Kan ini kita juga belum tahu mereka ingin melanjutkan sekolah, apa ingin melanjutkan sekolahnya di sini atau di sana."
"Kemudian beasiswanya itu beasiswa yang bagaimana," jelasnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/Sania Mashabi)