Radioaktif di Tangsel, Polri Belum Temukan Keterlibatan Jaringan Teroris
Tim Gegana Detasemen E dilibatkan mengecek zat radioaktif jenis Cesium 137 di Perumahan Batan Indah, Setu, Tangsel.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Gegana Detasemen E dilibatkan mengecek zat radioaktif jenis Cesium 137 di Perumahan Batan Indah, Setu, Tangsel.
Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Asep Adi Saputra tidak menampik keterlibatan Gegana selain karena punya kompetensi pada zat radioaktif juga untuk mengantisipasi aksi terorisme.
Terlebih belakangan banyak pelaku-pelaku teror yang mulai menggunakan zat radioaktif, baik itu kimia, bilogi dan radioaktif untuk melakukan aksi teror.
Baca: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 17-19 Februari 2020, Hujan Disertai Petir di Jabodetabek hingga Papua
Baca: Pemotor yang Seruduk Mobil di Turunan Flyover Manahan Solo Alami Luka, Bagian Kepala Belakang Sobek
"Gegana punya alat untuk deteksi itu. Tapi Gegana dalam fungsi pokok dia juga upaya pencegahan pada aksi teror yang menggunakan bahan tadi. Karena aksi teror kan banyak menggunakan bahan kimia," ucap Asep di Bareskrim Polri, Senin (17/2/2020).
Diketahui pada Agustus tahun lalu, Densus 88 Mabes Polri berhasil menangkap lima teroris di Antapani, Bandung, Jawa Barat.
Kelompok mereka menggunakan bahan kimia yang mengandung radiasi nuklir untuk melakukan aksi teror yang mengincar Istana Kepresidenan.
Para pelaku belajar merakit bom melalui blog khusus kelompok teroris Bahrun Naim. Mereka meracik bom menggunakan kaos lampu petromak yang berasal dari Thorium Oksida dan mengandung radioaktif nuklir.
Lantas apakah penemuan radioaktif ini ada kaitannya dengan jaringan teroris? Dikonfirmasi hal itu Asep membantah.
"Tidak seperti itu ya (tidak ada keterlibatan teroris)," tegas Asep.
Asep meminta semua pihak baiknya menunggu hasil penyelidikan bersama Badan Tenaga Nuklir (Batan), Badan Pengawas Tenaga nuklir (Bapeten) serta Polri guna mengetahui penyebab paparan radioaktif jenis Cesiun 137 tersebut.
Seperti diketahui Bapeten dan Batan dibantu Gegana Polri tengah melakukan proses clean up bagi tanah yang mengandung radioaktif. Masyarakat diimbau tidak khawatir karena ini telah ditangani oleh pihak yang berkompeten.
Terpisah Bapeten juga memeriksa sembilan warga yang tinggal di area sekitar terpapar radiasi nuklir, tepatnya di Perumahan Batan Indah pada Senin (17/2/2020) pagi tadi.
Pemeriksaan ini disebut dengan whole-body counting (WBC) dimana tubuh warga diperiksa mengacu pada hitungan radioaktivitas yang ada di dalamnya, yakni paparan dari sumber radiasi limbah Cesium-137.
Pemeriksaan WBC dilakukan di Klinik Batan yang berlokasi di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, Kawasan Nuklir, Pasar Jumat, Jakarta Selatan.
Hasil pemeriksaan keluar setelah dua atau tiga hari kedepan. Berdasarkan hasil itulah nantinya diketahui apakah warga tersebut terkena dampak radiasi atau tidak.