Soal Anjuran Orang Kaya Menikahi Orang Miskin, Wakil Ketua Komisi VIII: Negara Tak Perlu Ikut Campur
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily menganggapi usulan soal orang kaya menikah dengan orang miskin.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily turut angkat bicara terkait usulan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy soal orang kaya yang menikah dengan orang miskin untuk memutus rantai kemiskinan.
Menurut Ace, negara sebaiknya tidak ikut campur dalam urusan memilih jodoh warga negaranya.
"Soal memilih jodoh itu urusan pribadi, negara tak perlu ikut campur."
"Ajaran islam tentang perjodohan sekufu juga tak harus dimaknai sebagai kesalahan penafsiran," ujar Ace sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Ace menyatakan, ada cara lain yang bisa dilakukan pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan.
Seperti memberikan akses rakyat miskin melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja, dan keterampilan berusaha atau kewirausahaan.
"Itu cara yang paling tepat untuk memutus kemiskinan," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy sempat mengusulkan agar orang kaya menikahi orang miskin untuk memutus rantai kemiskinan.
Muhadjir mengklaim pernyataannya tersebut hanya fatwa atau anjuran bukan kewajiban bagi setiap warga negara.
"Saya minta kan ada gerakan moral, bagaimana supaya memutus mata rantai kemiskinan itu," sebagaimana dikutip dari tayangan yang diunggah di kanal YouTube TVOne News, Kamis (20/2/2020).
Baca: Menko Muhadjir Usulkan Menag Fachrul Terbitkan Regulasi Si Kaya Menikah dengan Si Miskin
"Antara lain juga yang kaya tidak harus memilih-milih ketika mencari jodoh atau mencari menantu harus sama kaya misalnya."
"Jadi gerakan moral aja, fatwa itu anjuran, mana ada anjuran itu mengikat," ujar Muhadjir.
Muhadjir meyakini, bahwa jika orang kaya menikah dengan orang miskin maka hal itu akan memutus rantai kemiskinan.
Menurutnya, saat ini ada pola pikir di masyakarat yang kerap mencari jodoh atau menantu berdasarkan dengan kesetaraan ekonomi.