Pemerintah Masih Berupaya Bebaskan 5 WNI yang Diculik Kelompok Abu Sayyaf di Perairan Sabah
Mahfud MD mengatakan pemerintah saat ini masih berupaya membebaskan lima WNI yang diculik di Perairan Sabah beberapa waktu lalu.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan pemerintah saat ini masih berupaya membebaskan lima WNI yang diculik di Perairan Sabah beberapa waktu lalu.
"Kalau yang diculik sekarang sedang upaya penyelamatan yang dilakukan seperti biasa. Ada operasi yang disitu dilakukan Kementerian Luar Negeri, BIN, BAIS dan sebagainya, terus berjalan," kata Mahfud MD di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020).
Hingga saat ini, menurut Mahfud MD belum ada perkembangan baru terkait upaya pembebasan 5 WNI tersebut.
"Belum ada perkembangan baru tentang itu yang bisa diinformasikan. Seperti biasalah tidak sembarang diinformasikan, kalau nanti sudah ada kemajuan yang tidak membahayakan orang yang sedang disandera baru kita informasikan," kata Mahfud MD.
Baca: Indonesia-Malaysia Harus Punya Pandangan yang Sama Sikapi Kelompok Abu Sayyaf
Sebelumnya, Mahfud heran dengan terulangnya peristiwa penculikan Warga Negara Indonesia (WNI) di perairan Sabah.
Untuk itu, ia akan berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait hal tersebut.
"Banyaklah pemikiran, kan aneh juga baru bebas tiga diambil lima lagi. Terus sampai kapan kita kalah dengan perompak begitu?" kata Mahfud di kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020).
Ia pun menduga penculiknya merupakan pihak yang sama dengan penculik tiga WNI sebelumnya yakni Milisi Abu Sayyaf.
"Justru penculiknya sama," kata Mahfud MD.
Baca: Kemlu Pastikan Kelompok Abu Sayyaf di Balik Penculikan 5 Nelayan Indonesia
Diberitakan sebelumnya, lima orang Warga Negara Indonesia (WNI) awak kapal ikan milik Malaysia diculik ketika kapal tersebut tengah berada di Perairan Sabah.
Sebelumnya, penculikan itu bermula dari kasus hilangnya kapal ikan milik Malaysia yang berawak delapan WNI di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah pada 16 Januari 2020 pukul 20.00 waktu setempat.
Kementerian Luar Negeri kemudian mengkonfirmasi kasus tersebut sebagai kasus penculikan.
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan konfirmasi tersebut didapat ketika kapal ikan dengan nomor registrasi SSK 00543/F tersebut terlihat masuk perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah dari arah Filipina pada 17 Januari 2020 pukul 21.10 waktu setempat.
Baca: 5 Nelayan Indonesia Diduga Diculik Kelompok Abu Sayyaf di Perairan Sabah
"Di dalam kapal terdapat tiga awak kapal WNI yang dilepaskan penculik dan mengkonfirmasi lima awak kapal WNI lainnya dibawa kelompok penculik," kata Faizasyah saat diubungi Tribunnews.com pada Minggu (19/1/2020).
Karenanya, Faizasyah mengatakan Pemerintah RI sangat menyesalkan berulangnya kasus penculikan awak kapal WNI di kapal ikan Malaysia di wilayah perairan Sabah.
"Pemerintah RI berkoordinasi dengan Pemerintah Filipina akan berupaya mencari dan membebaskan kelima awak kapal WNI tersebut. Mengenai pelakunya masih belum bisa dipastikan," kata Faizasyah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.