1.300 Jemaah Calon Umrah Terdampar di Bandara Soekarno-Hatta
PT. Angkasa Pura II pun telah mencatat setidaknya ada 1,300 calon jemaah umrah yang tertunda keberangkatannya menuju tanah suci.
Editor: Hasanudin Aco
"Jadi, saya jelaskan bahwa ada satu keputusan dan keputusan itu bukan dari kami tapi dari Arab Saudi. Dan itu memperhitungkan hal-hal yang diambil risikonya. Oleh karena itu, kami memahami itu," ujarnya.
Baca: Penularan Virus Corona Lewat Uang, Kasus Pertama Bank Jepang
Sebelumnya, maskapai Garuda Indonesia masih menunggu kepastian pemerintah terkait status penerbangan umrah ke Arab Saudi.
Pasalnya, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi memutuskan untuk menangguhkan izin visa untuk tujuan umrah dan mengunjungi Masjid Nabawi, mulai Kamis kemarin.
Sama halnya dengan pihak maskapai Lion Air, sejak Kamis kemarin masih melayani penerbangan menuju ke Negeri Timur Tengah tersebut.
"Lion Air hingga saat ini masih mengoperasikan layanan penerbangan umrah atau belum mengalami pembatalan," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro melalui keterangan tertulisnya.
Namun, Danang mengaku pihak maskapai terus berkoordinasi dengan otoritas penerbangan setempat di Arab Saudi bila ada perkembangan status pembatasan tersebut.
Sikap Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghormati kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang meminta seluruh agen umrah di dalam dan luar negeri negaranya membatalkan pemesanan dan keberangkatan jemaah umrah ke Arab Saudi.
Pemerintah juga menghormati keputusan Arab Saudi yang mementingkan tingkat kesehatan.
Sebab, dikhawatir penyebaran virus corona (Covid-19) semakin meluas termasuk ke negara Arab Saudi.
"Pertama itu kebijakan dari pemerintah Arab Saudi. Kami menghargai, kami menghormati, karena apapun yang namanya kesehatan itu dinomorsatukan oleh pemerintah Arab Saudi. Kami sangat menghargai," kata Jokowi di The Ritz Charlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Lebih lanjut, Presiden belum berkomunikasi langsung dengan Menteri Agama terkait hal tersebut.
Baca: Umroh Disetop untuk Sementara, Komisi VIII DPR Tunggu Penjelasan Resmi Otoritas Kerajaan Arab Saudi
Pasalnya, Jokowi baru mendapat informasi mengenai kebijakan pemerintah Arab Saudi tersebut.
"Belum, saya baru mendapatkan informasi kemarin. Saya kira ini kan tidak hanya untuk indonesia, tapi untuk semua negara karena mereka ingin memproteksi, melindungi warga negaranya dari virus corona. Kami sangat menghargai itu," jelasnya.