Ferdinand Kritik Pernyataan Anies: Air Hujan Dimasukkan ke Bumi bukan ke Laut, 'Logika Sesat'
Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan kritik tajam kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait penanganan banjir di ibu kota
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan kritik tajam kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait penanganan banjir di ibu kota.
Ia kemudian menyinggung soal pernyataan Anies yang menyebut air hujan itu disalurkan ke bumi bukan dimasukkan ke laut.
Menurutnya, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Gubernur DKI ini memilki sesat logika soal air hujan.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam program DUA SISI yang diunggah dari YouTube tvOneNews, Jumat (28/2/2020).
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat ini mengaku dirinya menjadi sosok yang paling keras dalam memberikan kritik kepada Anies.
Sebab menurutnya Anies belum menunjukkan keseriusannya dalam menangani beberapa masalah di ibu kota, khususnya banjir.
"Jadi memang saya ini satu di antara orang yang palig keras mengkritik Anies soal manajeman Beliau mengelola Jakarta yang begitu kompleks masalahnya," ujar Ferdinand.
"Tetapi saya memperhatikan Anies tidak melakukan hal yang sepatutnya dan sepantasnya," imbuhnya.
"Terutama terkait dengan banjir yang meruapakan peristiwa alam dan pasti akan terjadi," kata Ferdinand.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa banjir itu sebuah keniscayaan yang terjadi di Jakarta.
Mengingat Jakarta memang memiliki daratan yang rendah.
Kendati demikian hal ini tidak boleh dibiarkan secara terus menerus.
"Tetapi kebiasaan banjir dan keniscayaan itu kan tidak boleh dibiarkan begitu saja,tidak melakukan apa-apa," ujarnya.
Baca: Sekda DKI Soal Banjir Jakarta Dinikmati Saja, Tubuh Kita Dua Pertiga Persen Air
Sehingga Anies seharusnya menunjukkan kerja nyatanya dalam mengatasi banjir di Jakarta ini.
Tidak hanya membuat pernyataan-pernyataan yang menurut Ferdinand mengundang pro dan kontra di sejumlah kalangan.
"Terlebih dengan membangun opini dan statemen-statemen yang justru membuat kami menjadi bertanya-bertanya," ungkapnya.
Ferdinand kemudian menyinggung pernyataan Anies soal air hujan.
"Statemen pertama saya harus menyebut Anies ini sesat logika terkait air hujan," ujarnya.
"Beliau pernah menyatakan bahwa air hujan tidak untuk disalurkan di laut tetapi dimasukkan ke bumi," kata Ferdinand.
"Sampai sekarang saya tidak lihat upayanya, apa yang dilakukan untuk itu," imbuhnya.
Baca: Bela Anies, Geisz Chalifah Ungkap Penyebab Banjir Jakarta: Kita Puluhan Tahun Rusak Kota Ini
Lebih lanjut Ferdinand menjelaskan alasannya menyebut Anies sesat logika.
"Dari zaman Belanda dulu bahwa Hendrik van Breen sudah merencanakan banjir kanal barat," ujarnya.
"Zaman sutiyoso dibangun banjir kanal timur, dan Tuhan pun mencipatakan sungai mengalirkan air dari daratan ke laut," tegasnya.
Hal ini pun yang membuat politisi Partai Demokrat heran dengan pernyataan yang sempat dilontarkan oleh Anies ini.
"Nah kenapa Anies bisa berpikir bahwa ini semua sesat, salah, dan tidak boleh dialirkan ke laut," ungkapnya.
"Cara berpikirnya sesat juga terkait itu," imbuhnya.
Ferdinand mengakui bahwa tidak ada yang bisa menghentikan banjir di Jakarta untuk selamanya.
Baca: Soal Banjir Jakarta, Jawaban Sekda Bikin Najwa Shihab Heran: Jadi Ini Salahkan Hujan yang Turun?
"Banjir ini hanya bisa diminimalisir, tidak ada satupun yang bisa meng-nolkan banjir di Jakarta," ujarnya.
Namun banjir ini dapat diminimalisir dengan upaya-upaya penanggulangan banjir yang tepat.
"Tetapi apa yang harus di lakukan pertama adalah bereskan saluran air, normalisasi kali, bahkan kalau perlu kita harus nekat dan berani mengambil wilayah tertentu untuk dijadikan waduk," imbuhnya.
"Bebaskan lahannya bangun pemukiman flat ke atas untuk warga-warga yang ada disitu," kata Ferdinand.
Menurutnya itulah solusi yang harus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi banjir.
"Kalau tanpa itu, manajemen tata kelola drainase percuma, Jakarta ini akan tenggelam," tegas Ferdinand.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)