Berprinsip Keadilan dan Berkelanjutan, Ekonomi Syariah Jadi Kekuatan dalam Perekonomian Global
Wakil Presiden ke-13 KH. Prof. Ma’ruf Amin mengatakan, ekonomi syariah berperan untuk masa depan yang berkelanjutan, seperti pada industri halal.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-13 KH. Prof. Ma’ruf Amin mengatakan, ekonomi syariah berperan untuk masa depan yang berkelanjutan, seperti pada industri halal dan keuangan syariah.
Konsep ekonomi syariah yang berprinsip pada keadilan dan berkelanjutan akan menjadi di kekuatan besar dalam ekonomi global.
"Adanya platform digital seperti e-commerce memiliki peran dalam mendukung pelaku ekonomi syariah menjangkau jaringan yang lebih luas, sehingga efektif untuk pengembangan produk halal," katanya saat seminar internasional bertajuk “Multidiscplinary Innovations for Sustainable Future: Bridging Science, Technology and Policy for the SDG’s” diselenggarakan oleh Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA’45 Jakarta), Senin (2/12/2024).
Selain Mahruf Amin, dalam seminar ini hadir pembicara internasional dari negara-negara seperti dari Opole University of Technology Pland, University Teknologi Malaysia, Harambe University Ethiopia, University of Brunei Darussalam, Sunway University Malaysia, UITM Selangor Branch Malaysia, Sarawak Hekath Pharmacy dan Universitas Internasional Batam, College of Pharmacy Qatar University.
Dikatakannya, teknologi berbasis digital juga bermanfaat dalam mengembangkan fintech dalam pembiayaan syariah, crownfunding syariah, dan transparansi pada UMKM, serta mengurangi potensi kecurangan dalam sertifikasi halal.
Terkait potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, Maaruf Amin mengatakan, ekosistem eksyar di Indonesia memiliki potensi besar sehingga harus diberikan kebijakan atau regulasi yang luas.
Ia mencontohkan salah satu ekosistem eksyar adalah industri halal dimana Indonesia bisa menjadi pusat halal dunia.
"Industri halal ini potensinya besar, tinggal kesempatannya berbagai hal yang mendukungnya, regulasinya, kemudian juga dukungan kebijakannya, itu harus dilakukan secara luas," katanya.
Ma'ruf juga menyatakan, ekonomi syariah bisa berkontribusi pada pemenuhan target pembangunan berkelanjutan (SDGs) yakni untuk pengentasan kemiskinan.
"Pemanfaatan dana zakat, infak, sedekah, sampai wakaf bisa untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan dana sosial keagamaan Islam itu memiliki potensi ratusan triliun rupiah," katanya.
Rektor UTA’45 Jakarta J Rajes Khana, Ph.D dalam sambutannya, menyoroti tantangan utama yang dihadapi untuk mendukung masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.
"Termasuk dampak dan ketimpangan akses terhadap teknologi, perbedaan kemampuan ekonomi, serta hambatan regulasi dalam penerapan kebijakan yang adaptif," katanya.
Ia mengajak seluruh peserta, baik akademisi, praktisi, maupun pengambil kebijakan, untuk menghadirkan ide-ide inovatif yang mampu menjawab isu-isu tersebut.
Baca juga: Pengamat: Memacu Literasi Keuangan Syariah di Masyarakat Bisa Dimulai dari Keluarga
Ditambahkan Rektor, kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan yang sangat berharga bagi mahasiswa, akademisi, dan pelaku industri, tetapi juga menjadi momentum penting untuk memperkuat jaringan kerja sama internasional dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi global.