Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Diragukan Deteksi Virus Corona, Eijkmen : Kami Pakai 5 Protokol, Belum Ada yang Positif

Kepala Lembaga Eijkman, Amin Soebandrio menegaskan memang sejauh ini belum ada laporan terkait adanya kasus virus corona di Indonesia.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Indonesia Diragukan Deteksi Virus Corona,  Eijkmen : Kami Pakai 5 Protokol, Belum Ada yang Positif
Youtube metrotvnews
Kepala Lembaga Eijkman, Amin Soebandrio 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia sampai hari ini, Minggu (1/3/2020), masih dinyatakan nol kasus positif infeksi Covid-19 atau virus corona.

Sontak klaim tersebut menjadi perhatian komunitas global, dan tak sedikit yang meragukannya.

Mengingat virus ini sudah menyebar hampir di 50 negara di dunia.

Menanggapi hal ini, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio menegaskan memang sejauh ini belum ada laporan terkait adanya kasus virus corona di Indonesia.

Baca: BNPB Minta Warga Waspadai Berita Hoaks Seputar Virus Corona

Pernyataan ini ia sampaikan dalam program METRO SIANG yang dilansir dari YouTube metrotvnews, Minggu (1/3/2020).

"Yang dapat kami perlihatkan sampai sekarang adalah dari yang diuji belum ada yang positif," ujar Amin.

Kendati demikian, Amin tidak bisa menyebutkan virusnya sudah masuk atau belum ke Indonesia.

s
Kepala Lembaga Eijkman, Amin Soebandrio (YouTube metrotvnews)
Berita Rekomendasi

"Karena itu didasarkan pada deteksi mereka yang sudah masuk dalam kategori suspect," jelasnya.

"Artinya mereka yang muncul gejala, kemudian ada riwayat kontak itu yang diuji," imbuhnya.

"Ada 150-an orang yang sudah diuji dan sejauh ini dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan belum ada yang positif terinfeksi virus corona," ujarnya.

Lebih lanjut Amin menuturkan bahwa dalam kasus ini semua pihak tidak dapat melihat daerah atau regional ini sebagai kotak-kotak yang terbatas.

"Misalnya Malaysia, Filipina, Australia, dan Indonesia itu kan tidak ada batasnya untuk virus ya," ujarnya.

Baca: Korban Tewas Pertama Korban Corona di Australia Adalah Penumpang Diamond Princess


"Karena virus tidak perlu paspor untuk keluar masuk," imbuhnya.

Jika dilihat, di negara-negara yang sudah terinfeksi virus tersbut, tidak semua wilayahnya terpapar Covid-19 ini.

"Misalnya di Malaysia ada beberapa puluh yang positif virus corona, tetapi sekian juta lain tidak kena," jelas Amin.

"Artinya kalau kita bisa menerima bahwa penduduk lain tidak tertular, kenapa kita juga tidak bisa menerima bahwa Indonesia tidak tertular," tegasnya.

Sementara itu, terkait teknik penanganan terhadap virus corona, Amin mengimbau masyarakat harus percaya kepada Kementerian Kesehatan.

Baca: Soal Virus Corona, 6 Kota di Indonesia Disebut Zona Kuning, Kemenkes Bantah Keluarkan Pernyataan

Mengingat teknik pengujian yang dilakukan Indonesia sudah sesuai dan memenuhi syarat dari WHO.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa di lembaga Eijkman untuk mendeteksi virus corona sudah menggunakan lima protokol dengan teknologi yang digunakan oleh banyak negara.

"Yang dapat kami pastikan, kalau di lembaga Eijkmen kami menggunakan teknologi yang diterapkan di semua negara," ujarnya.

"Bahkan kami memakai lima protokol untuk mendeteksi itu," tegasnya.

IDI Tegaskan Indonesia Mampu Mendeteksi Virus Corona

Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), M Adib Khumaidi menegaskan bahwa Indonesia mampu mendeteksi virus corona Wuhan ini.

Menurut penuturannya, pemeriksaan terkait virus tersebut sudah sesuai dengan standar WHO (World Health Organization)

"Indonesia cukup mampu menangani virus corona," ujarnya yang dikutip dari YouTube Kompas tv, Minggu (1/3/2020).

"Pada saat kami nyatakan terkait kemungkinan Covid-19 maka ada pemeriksaan spesimen yang dilakukan melaui proses di laboratorium yang difasilitiasi biomokuler," jelasnya.

Baca: 115 Orang di Jakarta Dipantau Terkait Virus Corona, Ini Sejumlah Jurus Penanganan dari Anies

"Dalam hal in ada tiga tempat, yakni Blitbang Kementerian Kesehatan, Eijkman, dan Institute Tropical Disease Universitas Airlangga," Imbuh Adib.

Langkah selanjutnya, sample-sample tersebut kemudian diperiksa.

Ia juga menuturkan alat pemeriksaan yang dimiliki Indonesia sudah sama dengan yang dimiliki Jepang dan China.

"Kalau kemudian ada pertanyaan apakah proses tersebut memadahi atau tidak, saya kira itu pernah dijawab oleh satu di antara profesor di Eijkman, dimana mereka menyatakan memiliki fasilitas untuk itu" kata Adib.

"Jadi kami dari IDI ya percaya kalau proses sudah dilakukan dengan benar," tegasnya. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas