Alasan Para Pedagang Jual Masker dengan Harga Tinggi hingga Bantahan Perusahaan
Sejak diumumkannya Indonesia positif terdampak virus corona, harga masker di pasaran pun menjadi mahal. Ini alasannya!
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kabar positifnya virus corona di Indonesia, membuat harga masker melonjak tinggi dan sebagian langka di pasaran.
Masker atau produk respirator sendiri merupakan alat untuk menutup hidung dan mulut agar terhindar dari paparan virus dan bakteri.
Kini, harga masker di pasaran pun beragam, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Pedagang pun kewalahan dalam menyiasati harga masker karena beberapa di antara mereka menyebut harga sudah tinggi dari distributornya.
Baca: Virus Corona Masuk Indonesia, Tak Hanya Masker, Jahe, Kunyit, dan Temulawak Jadi Sasaran Warga
Baca: Tak Hanya Indonesia, Sejumlah Warga Austalia Panik dan Berebut Tisu Toilet, Khawatir Virus Corona
Berikut fakta kenaikan harga masker di pasaran:
Harga dari distributor sudah tinggi
Salah satu penjual masker di LTC Glodok berinisial GA bahkan harus menjual produk dagangannya dengan harga jual tinggi.
Sebab, masker yang diperolehnya dari distributor sudah tinggi pula harganya.
"Kami jual buat eceran saja sih. Ada beberapa pesan distributor lagi kosong. Untuk per hari ini kami jual tinggi," ujar GA, Senin (2/3/2020).
Harga 10 kali lipat
Pedagang terpaksa menjual dengan harga hingga 10 kali lipat lebih mahal.
Sebab, mereka memperoleh harga yang tinggi saat mereka membeli barang.
"Masih dijual Rp 300.000-an per boks, isi maskernya 50 lembar. Kalau sebelum kasus corona itu harga per boks Rp 20.000-an per boks. Meningkat 10 kali lipat lebih," lanjut GA.
Baca: Anjuran Sekjen PERSI Soal Virus Corona: Anda Bercerita Maka Anda Memutuskan Infeksi Kepada yang Lain
Baca: Arab Saudi Luncurkan Sistem Elektronik untuk Kembalikan Biaya Umrah Pasca Penangguhan karena Corona
Harga satu boks tembus jutaan rupiah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.