Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes Jelaskan Strategi Pengawasan Pasien Covid-19: Jangan Anggap OPD Semuanya Sakit!

Sekretaris Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto jelaskan strategi pengawasan Covid-19 di Indonesia

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Kemenkes Jelaskan Strategi Pengawasan Pasien Covid-19: Jangan Anggap OPD Semuanya Sakit!
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020) 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto jelaskan strategi pengawasan Covid-19 atau virus corona di Indonesia.

Hal ini menyusul dengan adanya dua WNI yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Dalam kesempatan itu, ia juga menegaskan bahwa seseorang yang masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) tidak semuanya menderita sakit.

Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020).

Adapun strategi yang Kemenkes lakukan terkait pengawasan dengan Covid-19 yang sudah masuk ke Tanah Air.

"Pertama semua orang yang masuk ke Indonesia baik WNI atau WNA dari suatu negara yang kami yakini sudah terjadi tranmisi orang ke orang."

"Maka kami masukan semuanya dalam ODP," jelas Yurianto yang dikutip dari Kompas tv, Rabu (4/3/2020).

Berita Rekomendasi

"Database ini kami terima dari pihak imigrasi," imbuhnya.

s
 Sekretaris Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto (YouTube Kompas tv)

Kemudian Kemenkes akan melakukan tracking untuk mengetahui kemana saja dan dengan siapa saja orang itu berinteraksi selama di Indonesia,

"Kedua apabila orang dalam kategori ODP mengalami keluhan gejala influenza sedang maka kami akan merawat orang tersebut," kata Yurianto.

"Serta statusnya jadi PDP (pasien dalam pengawasan)," imbuhnya.

Lebih lanjut juru bicara terkait penanganan Covid-19 ini menuturkan dalam kategori PDP ini Kemenkes akan menggali dengan teliti, apakah memiliki riwayat kontak dengan orang yang pasti positif atau tidak.

Manakala orang dalam status PDP ini memilikinya maka Kemenkes akan memasukan mereka dalam kategori suspect dan harus dilakukannya konfirmasi virus.

Baca: Pasien Positif Corona Akui Tertekan dengan Pemberitaan yang Masif, Kondisi Keduanya Mulai Stabil

"Sehingga kalau diperiksa hasilnya positif maka kami sebut confirm positif Covid-19," ujar Yurianto.

Kendati demikian, Yurianto mengaku dalam rangka meningkatkan kewaspadaan, standard pemeriksaan yang dilakukan terhadap orang terduga virus corona dimajukan

"Jadi semua pasien dalam pengawasan kami periksa, dan inilah yang secara rutin dirilis," ujarnya.

"Berapa yang sudah diperiksa, bagaimana hasilnya, dan darimana asal pengiriman (virusnya)," imbuh Yurianto.

"Itulah urut-urutannya, jadi jangan dimaknai bahwa orang dalam pemantauan itu semuanya sakit," tegasnya.

Baca: Indonesia Perlu Belajar dari Vietnam, Seluruh Pasien Virus Corona Dinyatakan Sembuh

"Karena sebagian besar tidak sakit," imbuhnya.

Lebih lanjut, Yurianto menjelaskan terkait dari mana saja sampel yang diterima oleh Kemenkes untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Pada data kemarin kami sudah menerima sampel dari 35 rumah sakit di 25 provinsi, itu semuanya pasien dalam pengawasan," jelas Yurianto.

Dua WNI Positif Corona Kondisinya Membaik

Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Mohammad Syahril menuturkan dua pasien yang positif terinfeksi virus corona kondisinya sudah semakin membaik.

"Sampai hari ini, hari ke-4, alhamdulillah semakin membaik," ungkapnya yang dikutp dari Tribunnews.com.

Ia mengungkapkan kedua WNI ini sudah dapat berkomunikasi dan sudah sangat berkurang batuknya.

"Kalau kemarin masih batuk-batuk sedikit, sekarang bisa berkomunikasi, demam sudah tidak ada lagi," ujarnya.

"Batuk berkurang jauh, tidak ada sesak napas, mereka bisa berkomunikasi dengan keluarganya melalui HP," sambung Syahril.

Menurut Syahril, dibutuhkan waktu untuk memastikan dua pasien yang terinfeksi virus corona tersebut benar-benar sembuh.

Baca: Imbas Heboh Virus Corona, 451 Pasien Telah Diperiksa di RSPI Sulianti Saroso

"Dari tanggal 2 Maret, dua hari kita cek ulang, kalau dia negatif kemudian lima hari lagi negatif baru dipulangkan," kata Syahril.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, dua pasien positif Corona itu merupakan seorang ibu (64) dan anaknya (31) yang juga merupakan warga Depok, Jawa Barat.

Hal ini diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, pada Senin (2/3/2020) siang.

Dalam kesempatan itu, Syahril juga mengatakan selain dua pasien positif Covid-19 ini, dalam RSPI juga terdapat 7 orang lainnya yang masuk dalam pengawasan.

Menurut penuturannya, kondisi ketujuh pasien tambahan  masih demam disertai batuk-batuk.

Kendati demikian, Syahril menuturkan kondisi tujuh pasien itu masih baik. 

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas