Pangkogasgabpad Datangkan Tongkang Berkapasitas 2.000 Ton Pasok Air Bersih di Pulau Sebaru Kecil
Kapal tongkang berkapasitas 2.000 ton didatangkan dari Lantamal III/Jakarta ke Pulau Sebaru Kecil untuk memasok kebutuhan air.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
59 Petugas Medis Dikerahkan
59 orang petugas medis dari berbagai latar belakang kemampuan dikerahkan mendampingi 69 Warga Negara Indonesia (WNI) awak Kapal Diamond Princess dan 188 WNI awak Kapal World Dream selama observasi.
Observasi berlangsung di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
"Jadi dua paket di tempat yang sama. Jadi tidak kemudian dibuat sama," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, ditemui di Bandara Internasional Kertajati, Minggu (1/3/2020).
Baca: Antisipasi Virus Corona: Tokyo SkyTree dan Tempat Wisata Lain di Jepang Diliburkan, Ini Daftarnya
Dia menjelaskan sebanyak 25 orang petugas medis dikerahkan untuk mendampingi 69 WNI awak Kapal Diamond Princess.
Sedangkan, sebanyak 34 orang mendampingi 188 WNI awak Kapal World Dream.
Khusus untuk 69 WNI awak Kapal Diamond Princess, kata dia, lima orang petugas medis diantaranya sudah mendampingi sejak masih berada di Tokyo, Jepang.
"Ada 5 orang tenaga kesehatan menjemput ke Jepang. Kemudian 20 orang yang tadi siang berangkat dari Jakarta ke Sebaru berarti paket 25 orang. Yang World Dream, kami siapakan 34 orang mereka bekerja pada paket," kata dia.
Baca: Lihat Dampak Virus Corona di China, Kali Ini Bukan Dampak Negatif
Menurut dia, petugas medis itu berasal dari berbagai latar belakang keilmuan, seperti spesialis paru, spesialis jantung, spesialis penyakit dalam.
Masing-masing petugas medis itu sudah dibagi ke dalam dua kelompok.
Sedangkan tersedia juga tenaga ahli medis yang bekerja untuk menangani dua kelompok tersebut.
Mereka yaitu, ahli kesehatan lingkungan, ahli gizi, perawat dan surveillance.
Baca: Korban Tewas Pertama Korban Corona di Australia Adalah Penumpang Diamond Princess
"Pendukung kelompok. Ada yang melayani dua-duanya," tuturnya.
Dia menambahkan petugas medis itu dari berbagai elemen, seperti Kementerian Kesehatan, tim medis Rumah Sakit Persahabatan, tim medis Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, dan unsur TNI.
Nantinya, mereka akan bekerja di instalasi gawat darurat dan unit perawatan insentif.
Mereka bekerja sampai misi selesai.
"Jadi ini tim terintegrasi. Kami mengintegrasi berbasis kebutuhan spesialisasi yang ada," katanya.