Pakar Sebut Pola Komunikasi Jokowi Belum Tepat, KSP: Kami Sampaikan Informasi Sesuai Standar WHO
Lely Arrianie sebut pola komunikasi Presiden Jokowi belum tepat, Dany Amrul mengatakan pemerintah sudah sampaikan informasi sesuai standar WHO
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Pakar Komunikasi Politik, Lely Arrianie menilai kepanikan di dalam masyarakat soal virus corona ini berasal dari pola komunikasi pemerintah.
Ia menilai di pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) pola komunikasi belum dijalankan dengan tepat.
Menanggapi hal ini, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Dany Amrul Ichdan menyebut informasi yang dilakukan pemerintah sesuai dengan standar bandan kesehatan dunia alias WHO.
Pernyataan Dany ini disampaikan di dalam program APA KABAR INDONESIA PAGI, yang dikutip dari YouTube Talk Show tvOne, Kamis (5/3/2020). '
"Kalau kami melihatnya, fokus pemerintah saat ini memang berorientasi kepada tiga instruksi presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2019," kata Dany.
"Yakni dalam rangka pencegahan, mendeteksi dan merespon," imbuhnya.
"Ini semua dilakukan dengan kecepatan cukup tinggi yang ditunjang dengan pedoman-pedoman dari WHO," ujar Dany.
Sehingga pola komunikasi yang pemerintah lakukan juga sudah mengikuti standar WHO.
Lebih lanjut Dany mengaku pemerintah bukan menahan informasi soal virus corona (Covid-19) ini.
Melainkan pemerintah sangat berhati-hati, mengingat dampak corona ini dapat kemana saja.
"Kami sangat hati-hati di dalam memberikan informasi publik," kata Dany.
"Sehingga tidak menimbulkan kepanikan baru di dalam masyarakat," imbuhnya.
Baca: Pasien Positif Corona Dapat Dinyatakan Sembuh Setelah Dua Kali Pemeriksaan
Dalam kesempatan itu, Dany juga menjelaskan terkait penanganan pemerrintah terhadap panic buying yang sempat menerpa masyarakat.
Hal ini menyusul adanya 2 WNI yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
"Kedua tentang permasalahan panic buying yang beberapa waktu itu terjadi," ungkapnya.
"Sebenarnya pemerintah sudah merespon, kemarin presiden sendiri sudah memimpin rapat dibidang perekonomian untuk menjamin stok logistik," jelas Dany.
Baca: Pria Berusia 47 Tahun di Korsel Ini Sembuh dari Virus Corona: Virus Ini Dapat Dikalahkan!
"Bahkan setelah lebaran sudah dijamin ketersediaanya," imbuhnya.
Tak hanya itu, Dany juga mengatakan pemerintah telah membuat respon center yang bisa diakses secara langsung oleh masyarakat yakni di 119.
Dimana masyarakat bisa memperoleh informasi terkait perkembangan virus corona ini.
"Kemudian juga setelah ada dua pasien positif virus corona, maka protokol-protokol terkait informasi, komunikasi sampai dengan protokol pencegahan-pencegahan kami sempurnakan," tegas Dany.
akar Komunikasi Politik, Lely Arrianie turut menyoroti kepanikan yang terjadi di masyarakat menyusul masuknya virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Ketidaktahuan dan ketidakpastian menjadi pemicu terbesar adanya kepanikan tersebut.
Menurut Lely hal ini berasal dari pola komunikasi di pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belum tepat.
Hal ini jelas terlihat dari sisi komunikasi publik dan pemerintahannya.
Dimana komunikasi yang dilakukan pemerintah sudah tidak bagus sejak awal.
Seperti contohnya terkait sosialisasi menghadapi Covid-19, terjadi kepanikan di dalam masyarakat setelah virus corona masuk di Indonesia.
"Seandainya pemerintah menyampaikan pesan komunikasi politik dalam virus corona ini lebih awal mungkin dampaknya tidak akan seperti yang pemerintah bayangkan," ujarnya.
Melihat hal itu, Lely mengatakan dalam pemerintahan Jokowi ini belum menemukan pola komunikasi yang tepat.
"Saya melihat di pemerintahan Pak Jokowi periode kedua ini sepertinya belum menemukan pola komunikasi pemerintahan dan publik itu sendiri," kata Lely.
Baca: Kepala Badan Darurat Nasional Iran Positif, Daftar Pejabat Terjangkiti Virus Corona Bertambah
"Terkait virus corona ini sangat terlihat sebenarnya," imbuhnya.
"Kita yakin bahwa pemerintah ini sebenarnya memiliki pesan-pesan yang menyangkut penyakit ini," jelasnya.
"Dimana koordinasi di dalam pemerintahan terkait antisipasi virus ini sudah dilakukan sebenarnya, tetapi tidak disampaikan ke masyarakat" tegas Lely.
Kendati demikian Lely juga tidak memungkiri sebenarnya dari periode ke periode pemerintahan Indoneisa memang belum menemukan pola komunikasi yang tepat. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.