Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polres Jakut Jual Masker Hasil Sitaan, Uang Hasil Penjualan akan Dikemanakan? Ini Kata Polisi

Sebanyak 72 ribu masker hasil sitaan tersebut akan dijual oleh Polres Jakarta Utara dengan harga Rp 4.000 per 10 lembar.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Polres Jakut Jual Masker Hasil Sitaan, Uang Hasil Penjualan akan Dikemanakan? Ini Kata Polisi
(KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto di Malolres Metro Jakarta Utara. - Jual Masker Hasil Sitaan, Uang Hasil Penjualan Akan Dikemanakan ? Ini Kata Polisi 

TRIBUNNEWS.COM - Polres Jakarta Utara (Jakut) memutuskan untuk menjual masker hasil sitaan yang sebelumnya ditimbun oleh oknum masyarakat tak bertanggungjawab.

Sebanyak 72 ribu masker hasil sitaan tersebut akan dijual oleh Polres Jakarta Utara dengan harga Rp 4.000 per 10 lembar.

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari diskresi yang dilakukan pihaknya.

Untuk melakukan hal itu, pihaknya telah meminta izin kepada pimpinan, dalam hal ini, Kapolda Metro Jaya.

"Kewenangan diskresi ini dilindungi oleh UU no 2 tahun 2002, yakni kami akan melakukan sesuatu yang munkin melangar tapi untuk kepentingan umum dan kepentingan masyarakat yang lebih besar," kata Budhi dalam konferensi pers seperti ditayangkan saluran YouTube Kompas TV, Kamis (5/3/2020).

Baca: Polisi Pastikan Penjualan 60 Ribu Masker Hasil Sitaan ke Masyarakat Tidak Langgar Aturan

Uang hasil penjualan ini nantinya akan disita sebagai pengganti barang bukti dan digunakan untuk proses peradilan.

"Uang hasil penjualan ini akan kami sita, sebagai pengganti barang bukti ini dan akan kami pergunakan untuk nanti proses peradilan dan akan menjadi tanggungjawab dari para tersangka itu sendiri," tambah Budhi.

Berita Rekomendasi

Terkait penimpunan masker ini, pihaknya telah mengamankan dua orang tersangka berinisial HK dan TK.

Budhi mengatakan, para tersangka tersebut menjual masker dengan harga mencapai Rp 200 ribu untuk satu pak yang berisikan 50 masker.

Hal itu meningkat berkali lipat dari biasanya yang normalnya dijual dengan harga Rp 22 ribu.

"Kami duga pelaku ini, tersangka HK maupun TK, itu sengaja membeli barang-barang seperti masker dan kemudian disimpan," kata dia.

Baca: Masker Hasil Sitaan Penimbun Dijual Seharga Rp 4 Ribuan Per 10 Buah di Polrestro Jakarta Utara

Atas perbuatan tersebut, pelaku akan dijerat dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun dan denda sampai 50 miliar.

"Kami menjerat perbuatan tersangka ini kemudian kami menjerat tersangka dengan Pasal 107 UU No 7 tahun 2014 tentang Perdagangan, dan atau Pasal 196 UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda sampai 50 miliar," tambah Budhi.

Seperti diketahui, sejak temuan adanya kasus positif corona di Indonesia, masker banyak dicari oleh masyarakat.

Namun demikian, stok masker dipasaran sangat minim dan sulit untuk mencari barangnya.

Jika ada, maka harga yang dijual cukup tinggi mencapai berkali-kali lipat dari harga biasanya.

Atas hal tersebut, polisi melakukan operasi untuk mengungkap penimbunan masker tersebut.

Kejahatan Ekonomi

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkapkan penimbun masker merupakan subversi ekonomi atau penjahat di bidang ekonomi.

"Pemerintah sudah menyatakan bisa dianggap kejahatan ekonomi, subversi di bidang ekonomi kalau orang menimbun barang, melakukan rush dan sebagainya untuk ambil keuntungan dari isu ini," ujar Mahfud, Kamis (5/3/2020) dilansir Kompas.com.

Mahfud MD mengungkapkan kepolisian boleh melakukan penindakan pelaku penimbunan masker.

Namun dengan melakukan pendalaman motif serta tujuan penimbunan masker tersebut.

"Kalau tujuannya tidak jelas, tiba-tiba memborong barang, lalu dijual dengan sangat mahal, itu bisa dicarikan pasal-pasal pidananya," kata dia.

Mahfud MD
Mahfud MD (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Baca: Dampak Virus Corona, Arab Saudi Tangguhkan Umrah Selama Setahun, Larang Ziarah ke Masjid Nabawi

Imbau Masyarakat Tak Panik

Sementara itu Mahfud MD meminta masyarakat tak perlu panik dalam menghadapi wabah virus corona.

Hal ini kaitannya dengan pembelian alat pelindung yang tidak wajar.

Mahfud MD mengungkapkan, masyarakat hanya perlu bersikap sewajarnya dalam bersikap.

"Pemerintah itu siap menghadapi corona dan mempunyai semua peralatan dan dokter yang diperlukan untuk itu. Jadi jangan takut untuk corona, kita hadapi secara wajar saja, gitu saja," kata Mahfud di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta.

Masyarakat disebut Mahfud MD harus melihat fakta tinggi kematian akibat virus corona justru lebih kecil ketimbang flu biasa.

"Corona itu jangan membuat kita panik, karena itu penyakit seperti yang lain, yang sebenarnya tingkat korban kematiannya itu kecil dibandingkan penyakit lain. Flu biasa itu lebih banyak korbannya yang meninggal," kata Mahfud.

Baca: Update Kasus Virus Corona di China, Angka Pasien Sembuh Berangsur Naik, Ahli Medis Berikan Saran

(Tribunnews.com/Tio,GIlang, Kompas.com/Achmad)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas