RSPI Sulianti Saroso Sebut Penggunaan Garis Polisi di Lokasi Suspect Corona Berlebihan
Syahril menyebut penggunaan garis polisi pada tempat terduga corona dapat membuat masyarakat tidak nyaman.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril meminta pelacakan terhadap orang-orang yang pernah kontak dengan pasien corona dilakukan tidak secara berlebihan.
Syahril menyebut penggunaan garis polisi pada tempat terduga corona dapat membuat masyarakat tidak nyaman.
"Sekali lagi tolong jangan juga berlebihan tracking itu ya. Jangan pakai police line segala macam, membuat masyarakat tidak nyaman. Takut kita membuat suasana enak lah ya," ujar Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/3020).
Syahril mengungkapkan proses pelacakan terhadap orang-orang yang pernah kontak dengan pasien corona tergantung dinas kesehatan masing-masing daerah.
Baca: Why Let the Chicken Run?, Jadi Pameran Tunggal Pertama Melati Suryodarmo di Dalam Museum
Baca: Persik Kediri vs Bhayangkara FC: Paul Munster Sindir Kinerja Wasit Hingga Soroti Kualitas Lapangan
Baca: Virus Corona Menyeruak, Pedagang Jamu di Pasar Kota Magelang Ini Laris Manis
"Itu tergantung dinas kesehatan ya, karena dia kan tracking surveillance ya," ujar Syahril.
Saat ini, total ada sembilan pasien yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso. Dua pasien tambahan baru datang pada Rabu (4/3/2020) kemarin.
Satu warga negara asing dipulangkan setelah dinyatakan negatif. Sementara satu pasien lain dinyatakan negatif dan tidak diisolasi.
Seperti diketahui, dua warga Depok, Jawa Barat dinyatakan positif Corona. Keduanya diduga tertular oleh Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang di suatu cafe di Jakarta.