Soal Pencegahan Virus Corona di Indonesia, Moeldoko: Perlu Adanya Tanggung Jawab Semua Pihak
Penyebaran virus covid-19 atau yang dikenal dengan virus corona yang sudah masuk ke Indonesia membuat berbagai pihak melakukan upaya pencegahan.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Ayu Miftakhul Husna

TRIBUNNEWS.COM - Penyebaran virus covid-19 atau virus corona yang sudah masuk ke Indonesia membuat berbagai pihak melakukan upaya pencegahan.
Termasuk di bandara yang menjadi tempat kedatangan dari luar negeri, memberikan fasilitas pencegahan untuk para penumpang.
Dalam program gelar wicara Mata Najwa Rabu, (4/3/2020) yang diunggah pada kanal Youtube Najwa Shihab menanyangkan satu di antara tim yang mengunjungi bandara Changi, Singapura dan bandara Soekarno Hatta.
Baca: Imbas Virus Corona, Izin 3 Konser Musisi Internasional di Jakarta Dibatalkan
Baca: Cegah Virus Corona, Singapura Larang Masuk WN Korea Selatan, Iran, Italia
Dari hasil perbandingan setelah mengunjungi terdapat informasi fasilitas pencegahan kedua negara:
Bandara Changi - Singapura:
1. Penyemprotan desinfektan
2. Imbauan bagi penumpang pesawat terkait corona
3. Cairan pembersih tangan
4. Dua kali cek suhu badan
Bandara Soekarno Hatta:
1. Mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan
2. Satu kali cek suhu badan
3. Cairan pembersih tangan

Pakar Kebijakan Publik, Agus Pambagio menyampaikan bahwa di bandara Soekarno Hatta sudah ada peningkatan fasilitas untuk pencegahan virus corona.
"Sekarang sudah ada peningkatan dan itu betul, di beberapa bandara internasional yang minggu kemarin saya datangi juga ada seperti itu," ujar Agus Pambagio.
Adanya formulir Kartu Kewaspadaan Kesehatan yang harus diisi saat mengunjungi salah satu bandara, Agus Pambagio masih belum mengetahui kegunaan dari kartu tersebut.
"Dan yang masih saya pertanyakan formulir itu diisi buat apa?."
Ia melihat formulir itu hanya ditumpuk dan petugas tidak mengetahui kapan formulir itu akan dilaporkan.

Namun, ia menambahkan bahwa saat ini fasilitas sudah bertambah baik.
Menanggapi upaya dalam menanggulangi persebaran virus, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengimbau kepada semua pihak untuk saling mengingatkan dan saling mengoreksi.
"Ya sekali lagi ini perlu adanya tanggung jawab bersama, perlu kerjasama semua pihak, saling mengingatkan, saling mengoreksi dan seterusnya," jelas Moeldoko.
Ia mengatakan bahwa persoalan ini perlu dilawan sama-sama dan bekerja sama-sama.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah menerima kritik dan masukan sehingga dapat memperbaiki.
Namun, persoalan fasilitas di enam bandara, Moeldoko menjelaskan bahwa itu memerlukan waktu.
"Itu gak bisa diputuskan sekarang itu melalui sidang kabinet karena ini berkaitan dampak-dampak yang lain."
Kepala Departemen Epidemiologi FKM Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono menyampaikan ada dua periode penyebaran virus covid-19 di Indonesia.
Kedua periode itu yaitu pada periode sebelum wabah tersebut menyebar hingga pengidentifikasian.
Ia menambahkan bahwa sebelum ada epidemik perlu dipersiapkan semua sektor untuk siap menghadapi wabah.
"Sebelum ada epidemik maka harus disiapkan semua sektor begitu untuk siap-siap gitu, mau sektor informasi, mau sektor kesehatan, mau sektor ekonomi mau sektor apapun," jelas Tri Yunis Miko.
"Jadi harus siap dalam menghadapi epidemik ini begitu atau wabah ini," tambahnya.
Tri Yunis Miko juga mengatakan bahwa sekarang di Indonesia sudah terjadi epidemik tetapi baru terjadi di Depok.
"Sekarang udah terjadi epidemik begitu, tapi ini masih bersifat lokal Alhamdulillah bahwa masih terjadi di Depok saja begitu."
Ia menyampaikan pihak pemerintah belum mampu mendeteksi orang-orang yang masuk ke Indonesia yang sudah terinfeksi virus corona.
Terbukti dari adanya kasus penyebaran virus ini terhadap WNI.
"Jadi harus dilakukan oleh kita sekarang adalah contact rating terhadap kasus indeks, kasus primer, dan kasus sekunder."
Selain itu, ia juga menambahkan harus ada pengamanan di lokasi pasien yang terinfeksi.
"Jadi yang kedua adalah pengaman di cluster atau di lokasi."
"Jadi di lokasi harus benar-benar bisa diisolasi bagaimana penduduk di wilayah tersebut."
Tri Yunis Miko mengiumbau masyarakat untuk tidak takut terhadap isolasi karena apabila terbukti kontak dengan pasien kurang dari satu meter, maka orang tersebut tidak boleh keluar dari rumah.
Jika ingin keluar harus dengan izin oleh petugas medis.
(Tribunnews.com/Yurika Nendri)