Perlu Peningkatan Kemampuan Produksi Logam Indonesia Agar Bisa Bersaing di Perdagangan Global
"Pemerintah Indonesia memberikan pengawasan yang lebih ketat pada impor baja dan menawarkan insentif harga energi kepada produsen dalam negeri
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO), Achmad Safiun mengatakan perlu upaya terus menerus mempromosikan penggunaan teknologi canggih untuk meningkatkan kemampuan produksi bisnis logam Indonesia untuk perdagangan global.
Langkah ini dilakukan untuk menunjukkan perkembangan luas industri logam Indonesia yang tumbuh menuju standar internasional.
"Juga agar memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasar material logam yang luas di seluruh dunia," kata Achmad Safiun di sela-sela peluncuran pameran International Metal Technology Indonesia 2020, Kamis (5/3/2020).
Menurut Achmad, dengan dukungan pemerintah yang kuat, IMT Indonesia yang diadakan 14-16 Oktober 2020 di Jakarta International Expo Kemayoran akan menjadi acara yang mendukung pertumbuhan industri.
"Pemerintah Indonesia memberikan pengawasan yang lebih ketat pada impor baja dan menawarkan insentif harga energi kepada produsen dalam negeri, pameran ini selanjutnya akan memperluas kegiatan dan volume produksi lokal," katanya.
Seterusnya akan mendorong daya saing pasar manufaktur baja skala besar di Indonesia. Untuk mencapai hal ini, proses hulu yang terdiri dari fabrikasi dan pengecoran perlu dikembangkan sehingga Indonesia dapat menjadi pasar produksi logam mandiri.
Keahlian asing dengan teknologi terbaik disambut untuk bermitra dengan bisnis lokal dan mendukung kompetensi produksi mereka.
Baca: Gigi Hampir Copot Saat Makan Burger McDonalds, Perempuan ini Temukan Logam di Makanannya
Baca: Ramalan Shio Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, dan Ular di Tahun Tikus Logam 2020: Beruntung?
Baca: Ekonom Yakin Omnibus Law Bikin Iklim Investasi Indonesia Lebih Baik
Sofianto Widjaja, selaku Managing Director PT Pelita Promo Internusa mengatakan, IMT bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri logam Indonesia dengan mendorong pertukaran perdagangan antara dunia, pemain industri logam regional maupun lokal.
IMT Indonesia akan menjadi platform utama bagi investor, produsen, dan inovator teknologi luar negeri yang ingin memasuki pasar Indonesia dengan mengidentifikasi mitra atau distributor lokal.
“Pameran ini akan menghadirkan satu platform non stop ’, yang akan memungkinkan pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan peserta pameran dengan berbagai produk dari industri metal ini,” katanya.
Dengan jajaran produk yang luas yang terdiri dari permesinan modern, teknologi tinggi, produk, solusi dan layanan untuk pengecoran, penempaan, pengelasan, metalurgi, perlakuan panas, finishing permukaan dan fabrikasi, IMT Indonesia akan melayani ujung ke ujung kebutuhan produksi industri utama dengan tuntutan logam volume tinggi.
Industri-industri ini meliputi; otomotif, infrastruktur transportasi, bangunan dan konstruksi, energi surya dan terbarukan, telekomunikasi, elektronik & teknik listrik, HVACR, manufaktur mesin, pengolahan bahan kimia, dan banyak lainnya yang membutuhkan proses manufaktur pintar (smart manufacturing).