Kasus Remaja Bunuh Bocah, Politisi PKB Minta KPI Evaluasi Film Horor dan Kekerasan di Televisi
Komisi VIII DPR prihatin atas peristiwa pembunuhan anak berusia lima tahun oleh ABG perempuan berusia 15 tahun di Sawah Besar
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi VIII DPR prihatin atas peristiwa pembunuhan anak berusia lima tahun oleh ABG perempuan berusia 15 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
"Yang membuat kita lebih prihatin yang melakukan pembunuhan itu ABG perempuan dengan usia yang sangat belia," ujar anggota Komisi VIII DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Maman Imanulhaq kepada Tribunnews.com, Minggu (8/3/2020).
Dia meminta polisi mengungkap motif sebenarnya dari siswi SMP tersebut melakukan pembunuhan sadis kepada anak berusia lima tahun.
Baca: Laga Arema FC vs Persib Bandung Berakhir Ricuh: Nyanyian jadi Media Kritik Aremania
Baca: Arya Satria Claproth Laporkan Karen Pooroe atas Dugaan Perzinaan, Pihak Karen Minta Bukti
Baca: Persija Jakarta Bukan Klub Tujuan Yanto Basna Berkarir
Meskipun memang ABG tersebut sudah menyatakan peristiwa pembunuhan itu terinsipirasi film horor dan sadis Chucky.
"Polisi tentu harus tetap mengungkap apa motif du balik pembunuhan ini," ujar politikus PKB ini.
Bila memang motifnya tayangan film horor, maka, dia meminta Komisi Penyiaran Indonesia bisa mengkaji dan melakukan evaluasi bersama terhadap film-film yang tidak ramah anak di televisi.
"Kalau itu karena tayangan-tayangan televisi berupa film-film horor apa pun itu seperti pengakuannya itu harus menjadi kajian bersama Komisi Penyiaran Indonesia," jelas Kang Maman.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun menurut dia, harus bertindak cepat untuk melindungi anak-anak Indonesia dari tayangan-tayangan horor, kekerasan, radikal dan terorisme.
"Kementerian Kominfo pun harus bertindak cepat melindungi anak-anak Indonesia dari tayangan-tayangan horor, kekerasan, radikal dan teroris, atau yang tidak ramah anak," tegasnya.
KPAI Ingatkan Orangtua Awasi Tontonan Anak
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Retno Listyarti mengatakan, adegan yang ditampilkan dalam sebuah film dapat memengaruhi perilaku seorang anak.
"Anak adalah peniru ulung dari apa yang dia lihat langsung di lingkungannya atau dia lihat melalui tayangan di televisi dan film," kata Retno kepada wartawan, Minggu (8/3/2020).
Kendati demikian, lanjut Retno, pembunuhan yang dilakukan NF tak sepenuhnya didasari oleh film yang ditonton si pelaku.
"Meskipun dampak tayangan tersebut bukanlah faktor tunggal, bisa saja ada faktor lain yang memicu perilaku tersangka," ujar Retno.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.