Keberanian dan Netralitas Jaksa Agung Bongkar Kasus Jiwasraya Mendapat Apresiasi
Kasus korupsi di Jiwasraya yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepertinya sudah mengendap begitu lama.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus korupsi di Jiwasraya yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepertinya sudah mengendap begitu lama.
Namun persoalan ini seakan tidak terdeteksi atau memang dibiarkan begitu saja.
Demikian disampaikan pengamat hukum yang juga Direktur Eksekutif Setara Institute, Ismail Hasani, Senin (9/3/2020).
Diketahui Jaksa Agung ST Burhanuddin berani membongkar kasus Jiwasraya ini.
"Karena itu, kasus mega-korupsi Jiwasraya yang diungkapkan oleh Jaksa Agung patut diapresiasi," kata Ismail yang juga dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ismail menduga para aktor yang selama ini sudah ditetapkan sebagai tersangka memiliki jejaring yang berlipat.
Baca: Kasus Jiwasraya, Kejagung Kembali Periksa 41 Saksi
Artinya kasus besar seperti Jiwasraya ini di mungkinkan banyak aktor berlapis yang terlibat.
"Baik itu aktor permukaan, aktor perencanaan, aktor yang mem-backup melalui kebijakan-kebijakannya," ungkap Ismail.
Karena itu, sambung Ismail, akuntabilitas dalam proses penyidikan dan penuntutan menjadi tantangan bagi Kejaksaan Agung.
Sebab akan menghadapi jaringan yang sudah menggurita.
Ismail sendiri cukup yakin dengan keberanian ST Burhanuddin.
Sebab Jaksa Agung ST Burhanuddin terlihat cukup netral dan independen.
"Artinya kebijakannya tidak memiliki kecendrungan atau keberpihakan terhadap partai politik tertentu," demikian Ismail.