Kasus Pasien Positif Corona di Indonesia Miliki Gejala Minim, Pemerintah Tingkatkan Pelacakan Kontak
Ahmad menegaskan, pihaknya akan meningkatkan upaya tracking setiap ditemukan kasus positif yang baru agar tidak menjadi sumber penularan di masyarakat
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan virus corona, Dr Ahmad Yurianto mengatakan kasus pasien positif corona yang ditemukan memiliki gejala yang minim.
Ahmad menegaskan, pihaknya akan meningkatkan upaya tracking setiap ditemukan kasus positif yang baru agar tidak menjadi sumber penularan di masyarakat.
"Kasus yang sering kita temukan adalah gejalanya minimal, oleh karena itu kita juga akan menjadi semakin meningkatkan upaya tracking," kata Ahmad dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Dengan ditingkatkan upaya pelacakan terebut, diharapkan akan segera ditemukan, siapa saja yang telah melakukan kontak dekat dari kasus tersebut.
"Agar kita bisa menangkap orang-orang lain yang kita duga dari kasus yang kita dapatkan, untuk segera kita bisa lakukan isolasi agar tidak menjadi sumber penularan di masyarakat," terangnnya.
Baca: Jubir: Tidak Semua yang Kontak dengan Pasien Positif Virus Corona Jatuh Sakit
Baca: Ciri-ciri Awal Virus Corona, Ketahui 7 Langkah Pencegahannya: Cuci Tangan & Hindari Sentuh Area Muka
Namun, menurutnya tidak semua orang yang melakukan kontak pasti mengalami sakit, oleh karenanya pihaknya akan melakukan serangkaian tahapan pemeriksaan guna memastikannya.
"Dari semua yang kita sampaikan ini, dinas kesehatan daerah sedang melakukan tracking secara intens, setiap kasus yang terkonfirmasi positif yang kita laporkan pasti akan dilakukan tracking oleh daerah," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya memberikan perawatan pada pasien positif yang ada di rumah sakit, namun juga melakukan penelusuran kepada siapa saja yang telah melakukan kontak dengan pasien tersebut.
"Ada kegiatan yang lebih masif diluar itu, yaitu melaksnakan tracking dari kasus kontaknya, ini yang menjadi ukuran kita di dalam kaitan keberhasilan pengendalian penyakit ini," terangnya.
Ia juga mengingatkan terkait penguatan komunitas untuk mencegah penyebaran virus corona ini.
Menurutnya, covid-19 ini merupakan penyakit menular, maka dari itu penyelesaiannya juga harus berbasis komunitas, seperti langkah pencegahan dari lingkup keluarga.
Setiap keluarga diharapkan mampu membiasakan untuk melakukan kegiatan cuci tangan serta penggunaan masker ketika sedang sakit.
"Di mana kita harus mengidentifikasi dengan cepat, siapa sih yang pembawa penyakitnya, ini yang menjadi acuan bagi kita dalam penanganan covid-19 ini," jelas Yurianto.
Baca: Media Asing Soroti Penangkapan Pelaku Penyebar Hoaks Terkait Virus Corona (Covid-19) di Indonesia
Baca: Penjelasan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia soal Bagaimana Menyikapi Virus Corona
19 Orang di Indonesia Positif Terinfeksi Virus Corona
Sebelumnya, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona (Covid-19), Achmad Yurianto mengumumkan terdapat 19 pasien yang terinfeksi virus corona di Indonesia.
Mayoritas pasien berkaitan dengan imported case atau bukan tertular di Indonesia.
"Hari ini ada beberapa kasus positif lagi yang kami dapatkan," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (9/3/2020) seperti ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden.
"Pertama kami identifikasi sebagai kasus 7, perempuan 59 tahun, kondisi nampak sakit ringan, sedang, dan stabil," kata Yuri.
"Ini adalah kasus importde case, yang bersangkutan baru kembali dari luar negeri," jelasnya.
Sementara kasus 8, kata Yuri adalah seorang laki-laki berusia 56 tahun.
"Kasus 8 tertular oleh 7, karena suami istri," ujar Yuri.
Namun, kondisi kasus 8 kurang baik karena saat ini menggunakan beberapa peralatan seperti infus dan oksigen.
Menurut penjelasan Yuri, kasus 8 sebelum kontak dengan 7 sudah sakit mengidap sakit diare dengan ditambah riwayat diabetes.
Kemudian, kasus 9 seorang perempuan dengan usia 55 tahun.
"Kondisi sekarang nampak ringan sedang tanpa ada penyakit penyulit sebelumnya," kata Yuri.
"Pasien ini juga imported case dan bukan bagian klaster manapun," imbuhnya.
Sementara itu, tiga kasus selanjutnya yakni kasus 10, kasus 11 dan kasus 12 merupakan merupakan tracing dari kasus 01.
Kasus 10 adalah WNA berjenis kelamin laki-laki dan berusia 29 tahun, sementara kasus 11 juga WNA perempuan berusia 54 tahun.
Lalu, identifikasi pasien kasus 12 seorang WNI laki-laki berusia 31 tahun.
Baca: 4 Pasien Positif Corona di RSUP Persahabatan Dalam Kondisi Sehat, 1 Pasien Keluhkan Sesak Nafas
Baca: Edukasi Masyarakat Cegah Wabah Virus Corona dengan Minum Jamu dan Pakai Masker
Ketiga kasus ini dalam dalam kondisi sakit ringan sedang .
Selanjutnya kasus 13 seorang perempuan, dengan usia 16 tahun, ini merupakan tracing dari sub klaster pasien nomor 3.
Kasus berikutnya yang juga merupakan imported case adalah kasus 14, kasus 15, kasus 17, kasus 18 dan kasus 19, dengan rentang usia 40 sampai 56 tahun.
Sementara itu, untuk kasus 16 adalah seorang perempuan yang berumur 17 tahun.
Menurut penuturan Yuri, kasus 16 ini telah memiliki kontak erat dengan kasus 15.
"Sehingga hari ini jumlah kasus yang terkonfirmasi postif sebanyak 19 orang," tegas Yuri.
(Tribunnews.com/Tio/Isnaya Helmi)