Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Berkomitmen Tingkatkan Ketahanan dan Kemandirian Energi

"Tentang bio energi, tentu masing-masing pihak memiliki target yang penting untuk dicapai," katanya

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Indonesia Berkomitmen Tingkatkan Ketahanan dan Kemandirian Energi
Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami
Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar dalam Policy Dialogue on Strategic Bioenergy in Indonesia and Sweden, di Jakarta pada Rabu (11/3/2020) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian luar negeri (Kemenlu) menyelenggarakan Policy Dialogue on Strategic Bioenergy in Indonesia and Sweden, di Jakarta pada Rabu (11/3/2020).

Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar menegaskan kembali pentingnya kerangka kerja kebijakan yang komprehensif dalam upaya mempromosikan dan mendukung produksi bioenergi, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Baca: Menteri LHK Puji Langkah Pemda NTB Sulap Sampah Jadi Energi

"Tentang bio energi, tentu masing-masing pihak memiliki target yang penting untuk dicapai. Indonesia sendiri tentu memiliki target yang jelas untuk meningkatkan penggunaan dari bio energi," ujar Mahendra Siregar.

Kerja sama seperti antara Indonesia dan Swedia merupakan contoh penting dalam menggali potensi bioenergi dan dalam merancang kebijakan untuk mempromosikan implementasi bioenergi berkelanjutan.

"Dilihat dari kacamata keberadaan sumber yang ada di kita maupun dari segi energy security untuk ketahanan energi, belakang ini yang tentu kita harus lebih seimbangkan dengan lebih baik lagi untuk mencapai target kedepannya," lanjutnya.

Wamenlu juga menggarisbawahi pentingnya melihat Subtainable development goals (SDGs) sebagai proses yang komprehensif dan agar tidak hanya mengadopsi pandangan pick-and-choose demi mencapai kepentingan pihak tertentu saja.

Baca: Cara Efisiensi Penggunaan Energi dengan Cara Menjaga Suhu Ruang

Berita Rekomendasi

Indonesia berkomitment untuk mencapai target dari standar kebutuhan yang objektif dibawah lingkup PBB.

"Jadi tidak hanya memilih satu dua target, tapi menerapkanya seperti target global. Tidak seperti yang dilakukan dalam kebijakan Uni Eropa yang petunjuk pelaksanaannya menurut kami tidak tepat, karena tidak menggunakan parameter yang menyeluruh, komprehensif dan objektif dan diakui internasional," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas