Tutupi Pelacakan Kontak Corona, Ombudsman Sebut Langkah Pemerintah Sudah Benar
pemerintah harus berhati-hati dalam menyebarkan informasi ke masyarakat. Satu di antaranya ialah soal riwayat kesehatan seseorang.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Ombudsman RI Alamsyah Saragih menyatakan langkah pemerintah tak menyebarkan jejak pelacakan kontak pasien corona (Covid-19) ke publik adalah tepat.
Kata Alamsyah, pemerintah harus berhati-hati dalam menyebarkan informasi ke masyarakat. Satu di antaranya ialah soal riwayat kesehatan seseorang.
Menurut dia, semisal pemerintah ingin mengungkap informasi itu ke publik, maka harus mendapat persetujuan dari yang bersangkutan.
Baca: Stop Panik, Pertamina Sosialisasikan Cara Cegah Tertular Virus Covid-19
"Apa lagi sampai lokasinya di mana, tracking perjalanannya. Bukan berarti informasi itu tidak penting, tapi kan itu justru untuk mengantisipasi," kata Alamsyah kepada Tribunnews.com, Jumat (13/3/2020).
"Tapi kalau disebar ke publik maka akan merugikan yang bersangkutan dan itu ada sanksi pidananya," dia menekankan.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan tidak bisa membuka jejak penelusuran kontak pasien corona seperti yang dilakukan negara-negara lain, misalnya Singapura.
Baca: Solo Ada Positif Corona, Dewas RS: Jangan Panik, Dinkes Tracking
Pemerintah Singapura memang menerapkan transparansi dalam menangani wabah virus corona di negaranya.
Pemerintahnya berbagi informasi secara tepat waktu dan transparan dengan pemangku kepentingan domestik dan internasional.
Informasi itu kemudian dimuat dalam satu website khusus yang dibuat oleh pemerintah Singapura, yaitu https://co.vid19.sg/ clusters.
Dari pantauan Tribunnews.com, dalam situs resmi Singapura tersebut, informasi disajikan melalui diagram, grafik, hingga grafis visual.
Penelusuran kontak atau contact tracing pasien dijelaskan secara satu per satu untuk setiap kasus di Negeri Singa tersebut.
Baca: Usai Menjalani Observasi, 188 ABK World Dream akan Dijemput KRI Semarang
Penelusuran juga dibagi berdasarkan masing-masing kluster, contohnya seperti kluster impor dari berbagai negara, kluster makan malam privat di Safra Jurong, dan kluster pertemuan imlek keluarga atau CNY (Chinese New Year) di Mei Hwan Drive pada 25 Januari 2020.
Tidak hanya itu, dalam situs resmi Singapura tersebut, persebaran corona juga digambarkan sesuai dengan lokasinya dalam sebuah peta.
Kata Alamsyah, membuka penelusuran kontak pasien corona bukan berarti secara rinci lokasinya.
Menurut dia, kebanyakan orang membandingkan dengan negara lain tanpa pernah tahu bagaimana negara itu melakukannya.
"Kalau di sana (Singapura) itu misalnya ada tracking jarak, sekian kilo meter dari Anda ada suspect, kan supaya orang biar hati-hati saja. Tapi kan tidak pernah menunjuk di mana, lokasi orang itu siapa," katanya.