Penumpang MRT Jakarta Mengaku Sempat Mengantre 1,5 Jam, Kini Rasakan Sepinya Suasana MRT
Kisah penumpang MRT Jakarta yang sempat merasakan antrean panjang pada Senin (16/3/2020), kini merasakan sepinya suasana MRT.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
![Penumpang MRT Jakarta Mengaku Sempat Mengantre 1,5 Jam, Kini Rasakan Sepinya Suasana MRT](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/himbauan-pemerintah-tidak-diindahkan-aktifitas-pekerja-di-jakarta-masih-normal_20200316_210603.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Seorang penumpang MRT, Tami, menunjukkan suasana sepi di dalam MRT melalui akun Twitter pribadinya, @ttaammiii.
"So happy that mrt is back to normal again and look at the space between each person!
(Senang sekali MRT kembali beroperasi normal dan lihat jarak antar orang!)" tulisnya di Twitter, Selasa pagi.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Tami membenarkan suasana MRT hari ini lebih sepi dari hari-hari biasanya.
"Memang lebih sepi dari biasanya bahkan lebih sepi dari hari-hari sebelum adanya COVID-19 ini sih," ungkapnya pada Tribunnews.com, Selasa pagi.
Baca: MRT Jakarta Lakukan Evaluasi Menyusul Antrean Penumpang Pagi Tadi
Wanita yang bekerja di Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan itu menyebutkan ia berangkat dari Stasiun MRT Lebak Bulus pada sekitar pukul 07.20 WIB.
Menurut Tami, hal ini berbeda dengan yang ia alami pada Senin (16/3/2020) kemarin.
![Pemandangan antrean mengular terjadi di akses masuk Stasiun MRT Dukuh Atas BNI.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mrt-bnis.jpg)
Tami menceritakan, Senin kemarin ia harus menunggu 1,5 hingga 2 jam untuk mendapatkan MRT.
"Dari Lebak Bulus juga, itu sampai 1,5 atau 2 jam gitu baru bisa naik MRT-nya," ucapnya.
Ia pun mengaku terlambat masuk kantor.
"Iya (terlambat), saya masuk jam 08.00, sampai kantor jam 08.30 lewat," tuturnya.
Tami juga mengaku kecewa dengan kebijakan pembatasan transportasi umum sebelumnya yang ia nilai diputuskan tanpa pertimbangan yang matang.
"Sedih sih dari awal, kayaknya pas mau mutusin kebijakannya untuk mengurangi transportasi umumnya kurang matang ya," kata Tami.
"Dampaknya parah banget, kayak yang bisa dilihat kemarin di MRT dan Trans Jakarta.