Hari Raya Nyepi Jatuh pada 25 Maret 2020, Ini 4 Filosofi Dibalik Kesunyian dan 10 Ucapan
Hari Raya Nyepi untuk seluruh umat Hindu jatuh pada 25 Maret 2020. Berikut filosofi dan ucapan untuk peringati Hari Nyepi.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Hari Raya Nyepi diperingati oleh seluruh umat Hindu jatuh pada 25 Maret 2020, besok.
Pada Hari Raya Nyepi seluruh umat Hindu tidak beraktivitas seperti biasa.
Dilansir dari wikipedia.org, hari Raya Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.
Hari raya nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup.
Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap).
Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi.
Baca: TRIBUNNEWSWIKI - Mengenal Sejarah dan Rangkaian Nyepi, Hari Raya Umat Hindu
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).
Dilansir dari TribunTravel, berikut empat filosofi pada Hari Raya Nyepi:
1. Amati Geni (Tidak Boleh Menyalakan Api)
Api adalah simbol hawa nafsu.
Pada hari Nyepi, umat Hindu berkontemplasi tanpa menyalakan api atau adanya cahaya untuk mengendalikan hawa nafsu yang disimbolkan dengan api.
2. Amati Karya (Tidak Bekerja)
Dengan amati karya, umat Hindu kembali melakukan evaluasi dalam suasana hening tentang apa yang sudah dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan kemampuan dan perhitungan yang matang.
Manusia pada dasarnya perlu istirahat dan tidak bekerja secara berlebihan.