Negatif Corona, Dokter Handoko Gunawan Pulang ke Rumah Naik Taksi
Meski sempat mengalami demam tinggi dan sesak nafas, hasil pemeriksaan dokter Handoko Gunawan setelah menjalani 14 hari isolasi dan perawatan
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-dokter Handoko Gunawan (80) merasa sangat senang karena sudah diperbolehkan pulang pada Selasa (24/3) sore. Ia sebelumnya menjadi pasien suspek virus corona (Covid-19) dan menjalani masa isolasi selama 14 hari di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUP), Jakarta Timur.
Meski sempat mengalami demam tinggi dan sesak nafas, hasil pemeriksaan dokter Handoko Gunawan setelah menjalani 14 hari isolasi dan perawatan intensif menyatakan negatif virus Corona.
dokter spesialis penyakit paru RS. Graha Kedoya berusia 80 tahun ini senang dengan hasil tersebut. Kesenangannya diluapkan dengan langsung pulang ke rumahnya di kawasan Jelambar, Grogol, Petamburan, Jakarta Barat menaiki sebuah taksi.
Kepada Tribun dokter Handoko Gunawan menceritakan, dirinya memutuskan menaiki taksi karena tak sabar ingin tiba di rumah. Jarak dari RSUP Jakarta Timur ke Jelambar jauh. Tak ingin menunggu orang datang menjemputnya. Akan memakan waktu lama katanya.
Baca: Bersama Melawan Covid-19 bank bjb Salurkan Bantuan Melalui Jabar Quick Response
"Saya memutuskan naik taksi karena saking senangnya bisa pulang. Kebetulan saya tinggal di Jelambar, jadi makan waktu perjalanan lama kalau menunggu dijemput. Makanya saya pulang langsung saja naik taksi," ungkap dokter Handoko Gunawan kepada Tribun melalui saluran telepon, Selasa (24/3).
Berikut petikan wawancara lengkap Tribun Network dengan dokter Handoko Gunawan.
Di media sosial beredar foto dokter pulang naik taksi, apa benar?
Benar. Saya mutusin naik taksi karena saking senangnya bisa pulang. Kebetulan saya tinggal di Jelambar, jadi makan waktu perjalanan lama kalau menunggu dijemput. Makanya saya pulang langsung saja naik taksi.
Atas pertimbangan apa dokter boleh pulang?
Terus terang saya suspek covid. Hasil pemeriksaannya negatif setelah 14 hari menjalani isolasi dan diperiksa. Setelah diperiksa secara teliti hasilnya masih sama negatif. Namun sementara ini saya masih belum boleh ditemui atau menemui siapapun.
Orang yang boleh ketemu saya sementara ini hanya mereka yang punya sertifikat bebas virus corona. Hahaha bercanda (Guyon). Saya mesti isolasi diri tidak boleh ketemu orang karena status saya masih PDP. Jadi sampai dua Minggu ke depan saya self isolation di rumah.
Baca: Dokter Handoko Gunawan: Virus Corona Seukuran 120 Nanometer
Kemarin ketika dirawat saya satu ruangan dengan orang positif covid selama dua Minggu. Jadi saya masih harus self isolation dua Minggu ke depan ini.
Apa bisa diceritakan bagaimana kondisi dan suasana ketika dokter menjalani isolasi?
Ya enggak enak lah. Mungkin tahanan KPK lebih enak dari ini. Kita selama diisolasi. Terkurung, tidak enak. Saya di ruang isolasi hanya berdua dan tidak bisa keluar sama sekali.
Baca: Dokter Handoko Gunawan: Virus Corona Lihai Menyebar di Udara
Kalau boleh tahu, bagaimana penanganan untuk pasien yang diisolasi?
Sangat boring selama diisolasi. tidak ada TV, tidak ada koran. Tapi beruntung karena masih diijinkan main HP. Putus hubungan langsung dengan dunia luar.
Bisa dijelaskan maksudnya putus hubungan dengan dunia luar?
Yang penting kan bukan juga di putus hubungan. Takut juga. Lagi pula ini upaya melindungi keluarga. Apalagi dengar cerita dokter ini, bantu orang covid, pingsan, kemudian meninggal.
Ada salah satu dokter, sampai dia pulang saja sebelum meninggal. Pulang ke rumah cuma lihat anak dan istrinya dari luar pagar. Kemudian dia lari lagi ke rumah sakit, bantu penanganan covid. sampai akhirnya dia pingsan.
Baca: Peta Wisma Atlet Kemayoran, Zona Hijau Disemprot Disinfektan, Kuning Wajib Masker dan Merah APD
Jadi, yang penting itu tenaga kesehatan harus diperhatikan. Perawat-perawat dengan gaji yang kecil, harus ditingkatkan. Dia kan resikonya tinggi kena covid. Kalau dia kena, gimana keluarganya di rumah? Belum kalau dia kerja kan tidak pakai APD. APD mahal. Tidak bisa semua rumah sakit pakai APD.