Peringatan Hari Hutan Sedunia, Mengenal Potensi Karir Masa Depan
Satu diantara pekerjaan yang ditawarkan di masa depan yang juga berkaitan dengan perlindungan alam adalah periset atau data scientis.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dimasa depan dimungkinkan ada pergeseran minat dan jenis pekerjaan bagi anak milenial.
Dengan munculnya berbagai bencana yang disebabkan oleh kerusakan alam, seperti banjir, longsor, dan pemanasan global, pilihan karier yang selaras dengan kelestarian mulai tumbuh untuk generasi muda.
“Krisis iklim yang bisa saja terjadi di masa depan. Jadi makanan air nanti kita akan rebutan. Akan tetapi di dunia saat ini orang-orang juga sudah berebutan untuk mencari solusi,”ujar Gita Syahrani, Direktur Eksekutif Lingkar Temu dalam webinar Jobs for Nature Selasa (24/3/2020).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam salah satu pidatonya pernah menyampaikan, kalau kita menjaga alam maka alam akan menjaga kita.
Baca: Resmi Jadi Suami Istri di Tengah Pandemi Corona, Bunga Jelitha dan Syamsir Alam Tunda Resepsi
Baca: Siswi Difabel Jadi Korban Rudapaksa di Hutan oleh Oknum ASN, Begini Modusnya
Baca: Pulau Galang Dirancang untuk Operasi Kemanusiaan, Lokasinya Ideal karena Berada di Tengah Hutan
Hal tersebut sejalan dengan slogan Peringatan Hari Hutan Sedunia (International Forest Day) tahun 2020, yang salah satu tujuannya untuk menciptakan ekonomi yang sejahtera dan membangun komunitas yang beradaya dan sehat.
“Tema Jobs for Nature dipilih agar dimasa depan teman-teman dapat membayangkan skenario pekerjaan dimasa depan. Dan apakah sudah ada jalan sekarang? Tentu saja ada,” lanjut Gita
Satu diantara pekerjaan yang ditawarkan dimasa depan yang juga berkaitan dengan perlindungan alam adalah periset atau data scientis.
Spesial Strategi Riset di Katadata, Jeany Hartriani mengatakan pekerjaan yang ia lakukan adalah melakukan banyak riset dan banyak analisis data untuk berbagai isu, salah satunya yang berkaitan dengan lingkungan.
“Data adalah Bahasa yang universal. Semua orang memiliki data dan butuh data. Kami mengkoneksikan orrang orang tersebut,” ujarnya
Dari sisi media, Ridzki Sigit, Direktur Pelaksana Mongabay Indonesia mengatakan perlunya peran media yang menyoroti hal-hal yang khusus berhubungan dengan lingkungan.
Isu hutan merupakan isu sentral dari lingkungan, tapi sayangnya isu lingkungan maupun isu hutan tidak dianggap sebagai isu utama.
"Disitu kami melihat harusnya ada media yang concern terhadap lingkungan. Dan secara regular menginformasikan hal-hal yang terkait isu lingkungan," ujar Ridzki
Ia berujar berbicara tentang alam tidak terlepas dari hutan yang memiliki isu dimensional. Beberapa diantaranya menceritakan tentang keragaman hayati, jasa lingkungan (environmental services), hingga isu sosial.
Dalam seri webinar ini, narasumber juga berasal dari pengusaha Dharsono Hartono, produser film Mandy Marahimin, dan Dr. Muhammad Faisal, penulis “Generasi Kembali ke Akar”.
Acara yang ini merupakan hasil kerja sama @america, Koalisi Golongan Hutan, Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Prestasi Junior Indonesia, Rumah Millenials, Terra Komunika, TopKarir, Yayasan Rumah Energi dan Youth Lab.