Fasilitas Observasi dan Isolasi ICU Akan Dibangun di Zona B RS Pulau Galang pada Tahap Awal
Pada tahap awal akan dibangun dua gedung bertingkat dua berada di Zona B yang terdiri dari fasilitas observasi atau penampungan atau karantina
Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan pada tahap awal akan dibangun dua gedung bertingkat di Zona B RS Khusus Infeksi Penyakit Menular untuk penanggulangan virus corona atau Covid-19 di Pulau Galang, Batam.
Diana mengatakan, di lokasi tersebut nantinya akan dibangun fasilitas observasi atau penampungan atau karantina yang terdiri dari ruang onservasi dan ruang isolasi untuk Intensive Care Unit (ICU).
Baca: Kata RSUP Persahabatan tentang Kabar Perawatnya Diusir dari Indekos Karena Tangani Pasien Covid-19
Pada tahap pertama juga akan dibangun fasilitas dengan daya tampung 360 tempat tidur dan tahap kedua akan dibangun sebanyak 640 tempat tidur.
"Pada tahap awal akan dibangun dua gedung bertingkat dua berada di Zona B yang terdiri dari fasilitas observasi atau penampungan atau karantina, termasuk isolasi, yang terdiri dari ruang observasi dan ruang isolasi untuk Intensive Care Unit (ICU) dan untuk Non ICU," kata Diana dalam keterangan resmi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR pada Rabu (25/3/2020).
Saat ini progres pembangunan Gedung Isolasi ICU berkapasitas 20 bed telah mencapai 71%, Gedung Observasi 1 berkapasitas 50 bed sebesar 56%, Gedung Observasi 2 berkapasitas 50 bed sebesar 59%, Gedung Observasi 3 berkapasitas 240 bed sebesar 64%, dan penataan kawasan 70% .
Sedangkan untuk pembangunan landasan helipad saat ini progres fisiknya sudah rampung 100%.
"Berbagai perlengkapan medis akan dikirim ke Pulau Galang mulai sore ini dengan pesawat Hercules TNI," kata Diana.
Pembangunan fasilitas observasi penyakit menular di Pulau Galang dibagi menjadi tiga Zonasi.
Di Zona A yakni meliputi gedung penunjang antara lain mess petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, laundry, gudang dan power house.
Untuk progres konstruksi mess perawat saat ini sudah mencapai sekitar 80%, mess petugas 80%, dan mess dokter 80%.
Selanjutnya untuk gedung sterilisasi saat ini progres konstruksinya sudah 97%, gedung farmasi 97%, gedung gizi 97%, gedung laundry 97%, gudang 97%, dan power house 97%.
Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, Laboratorium, ruang sterilisasi, GWT, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helicopter (helipad), dan zona utilitas.
Material modul panel yang telah dikirim dari Jakarta saat ini sudah selesai dipasang sebanyak empat modul untuk ruang observasi berkapasitas lima tempat tidur.
Sedangkan Zona C adalah untuk tahap berikutnya yang menyesuaikan kebutuhan dengan memanfaatkan cadangan lahan.
Selain itu di sekitar fasilitas utama juga akan dilengkapi ruang tindakan, ruang penyimpanan mobile rontgen, ruang laboratorium, dapur, renovasi bangunan eksisting untuk bangunan penunjang, fasilitas air bersih, air limbah, drainase, sampah, dan utilitas lainnya, serta ruang alat kesehatan ruang isolasi dan observasi.
Baca: 3 Skenario Pemerintah soal Mudik Terkait Pencegahan Sebaran Covid-19: Ada Usulan Pelarangan
Keseluruhan pekerjaan berlangsung dibawah supervisi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kepulauan Riau, Ditjen Cipta Karya.
Bertindak selaku kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya dan PT Wijaya Karya, sedangkan konsultan Manajemen Konstruksi adalah PT Virama Karya.