Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Misbakhun Sarankan Pemerintah Tak Ambil Bantuan dari IMF atau Bank Dunia dalam Perangi Virus Corona

Misbakhun menyebut, pemerintah masih memiliki cukup dana dan tak perlu mengutang kepada IMF atau Bank Dunia

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Misbakhun Sarankan Pemerintah Tak Ambil Bantuan dari IMF atau Bank Dunia dalam Perangi Virus Corona
ISTIMEWA
Politisi Partai Golkar M Misbakhun 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI M Misbakhun mengimbau pemerintah untuk tidak mengambil bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) atau dari Bank Dunia (World Bank) guna memerangi virus corona atau Covid-19.

Diketahui, IMF mengaku menyiapkan dana USD 1 triliun untuk negara-negara anggotanya yang tengah menghadapi virus corona.

Baca: Fasilitas Observasi dan Isolasi ICU Akan Dibangun di Zona B RS Pulau Galang pada Tahap Awal

Pun demikian dengan Bank Dunia yang menyiapkan dana USD 14 milliar.

"Saya minta Menteri Keuangan RI jangan menggunakan bantuan IMF dan World Bank untuk menanggulangi Covid-19," katanya, Rabu (25/3/2020).

Misbakhun menyebut, pemerintah masih memiliki cukup dana dan tak perlu mengutang kepada IMF atau Bank Dunia.

BERITA REKOMENDASI

Dia menyatakan ada dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang merupakan akumulasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) tahun lalu serta anggaran yang selama ini disisihkan oleh pemerintah sebagai dana abadi (endowment fund) untuk keperluan cadangan.

Ada pula dana dari pungutan bea ekspor sawit (levy) di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dana lingkungan hidup di Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Dana Riset Perguruan Tinggi, serta dana dari Surat Utang Negara (SUN).

"Termasuk dana APBN yang ada BA99 yang selama ini dikelola oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharq Umum Negara," kata Misbakhun.

Politikus Golkar tersebut juga mengatakan pemerintah bisa meminjam dana milik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang jumlahnya mencapai Rp 150 triliun untuk cadangan darurat bila ada keperluan mendadak.

Tak hanya itu, Indonesia disebutnya masih memiliki cadangan devisa yang dikelola oleh Bank Indonesia (BI) sebesar USD 130 miliar.

"Pemerintah cukup menerbitkan open end SUN agar dibeli BI dengan bunga di bawah lima persen. Kalau pemerintah menerbitkan SUN senilai USD 20 miliar saja, dengan kurs dolar AS setara Rp 16.800 saja akan memperoleh dana Rp 336 triliun, jumlah yang sangat besar dan memadai untuk menanggulangi Covid-19 di Indonesia tanpa harus mengutang ke IMF dan World Bank," jelasnya.

Dengan tidak berhutang kepada IMF dan Bank Dunia, Misbakhun menilai pemerintah akan diuntungkan.

Sebab, bantuan keduanya sering mengikat pada kebijakan dan policy ekonomi dan politik Indonesia di masa depan.

Di sisi lain, Misbakhun mengingatkan pemerintah untuk tak menerbitkan global bond pada saat pasar tengah terkena imbas Covid-19.

Baca: Terkini, Sudah 17 Negara Lockdown Warganya Demi Cegah Sebaran Virus Corona

Menurutnya, biaya imbal balik atau rate return dari SUN yang diterbitkan pemerintah akan sangat mahal.

"Penerbitan global bond pada masa-masa seperti ini akan menjadi kesempatan bagi fund manager asing untuk memeras institusi negara yang sedang membutuhkan uang untuk likuiditas jangka pendek dalam rangka mengatasi kebutuhan belanja negara yang mendesak," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas