Sang Nenek Sudjiatmi Notomihardjo Meninggal Dunia, Kaesang Ungkap Penyesalan
Setelah kepergian sang Eyang, putra bungsu Jokowi ini tuliskan penyesalan atas meninggalnya sang nenek.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Pravitri Retno W
Kepatuhan Jokowi dan adik-adiknya terbentuk karena Ibu Sudjiatmi selalu konsisten.
Apa yang dikatakan sesuai dengan apa yang dilakukan.
Sang ibu tak gampang menjanjikan sesuatu untuk anak-anaknya.
Tidak ada janji hadiah kenaikan kelas, juga tidak ada iming-imingi sesuatu agar anak-anak tidak merengek.
Sudjiatmi dan Noto juga menunjukkan sikap pekerja keras.
Betapa sulitnya dalam berusaha, mereka tak pernah berkeluh kesah di depan anak-anak mereka.
Ketika anak-anak menghadapi masalah, Sudjiatmi juga berusaha tidak menyalahkan anak-anak ketika ada kesalahan dan menghadapi persoalan.
Disiplin, juga merupakan hal utama yang diajarkan Sudjiatmi kepada anak-anaknya.
Rukun dan saling membantu adalah kunci Sudjiatmi menyatukan keempat anaknya dalam satu ikatan persaudaraan yang kuat.
Sudjiatmi juga mengajarkan anak-anaknya banyak bersyukur agar mengenal kata cukup.
“Harta itu titipan. Jangan dianggap kalau kita punya harta itu punya kita sendiri."
"Harta itu titipan Gusti Allah. Saya itu nggak patiyo (tidak terlalu) mikir harta."
"Anak-anak saya biar nanti cari sendiri, sudah dikasih rezeki sendiri. Orang hidup itu kalau sudah cukup ya sudah. Jangan serakah-serakah, cukup saja,” katanya.
Kesabaran dan dukungan penuh yang diberikan Sudjiatmi kepada keempat anaknya menjadi pegangan mereka.
Seorang Jokowi pun selalu memohon doa restu kepada sang ibunda.
Termasuk saat ia maju sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden Indonesia.
Masih dari laman yang sama, Sudjiatmi mengaku tak punya khusu untuk Jokowi.
Ia hanya berpuasa Senin-Kamis, salat tahajud, dhuha, salat rawatib, dan sunah-sunah lain semampu dia.
Selengkapnya kisah tentang Sudjiatmi dapat disimak lewat tautan ini.
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari/Sri Juliati/ TribunSolo.com, Adi Surya Samodra)